10 Tahun Bencana Nuklir Fukushima, Nasib Energi Nuklir Jepang Dinilai Suram

Antara, Jurnalis
Selasa 09 Maret 2021 13:11 WIB
Foto: Antara via Reuters.
Share :

'Hasil Kolusi'

Komisi Kurokawa, yang ditunjuk parlemen, menyimpulkan pada 2012 bahwa kecelakaan Fukushima adalah "hasil kolusi antara pemerintah, regulator, dan Tokyo Electric Power Co" dan kurangnya tata kelola.

Abe mengundurkan diri pada 2020, dengan alasan kesehatan yang buruk. Penggantinya, Yoshihide Suga, telah mengumumkan sasaran netralitas karbon bersih pada 2050.

Para pendukung mengatakan tenaga nuklir sangat penting untuk dekarbonisasi. Kritikus mengatakan biaya, keamanan, dan tantangan menyimpan limbah nuklir adalah alasan untuk menghindarinya.

"Mereka yang berbicara tentang tenaga atom adalah orang-orang di 'desa nuklir', yang ingin melindungi kepentingan pribadi mereka," kata mantan Perdana Menteri Kan pada konferensi pers pekan lalu.

Demonstrasi massa yang menentang tenaga nuklir, setelah tragedi 3/11, nuklir telah memudar, tetapi ketidakpercayaan tetap ada.

Sebuah survei surat kabar Asahi Februari menemukan bahwa secara nasional, 53 persen responden menentang reaktor untuk dijalankan lagi sementara 32 persen mendukung. Di Fukushima, hanya 16 persen yang mendukung unit-unit reaktor dimulai kembali..

"Sepuluh tahun telah berlalu dan beberapa orang telah melupakannya. Semangat itu hilang," kata Yu Uchiyama, seorang profesor ilmu politik Universitas Tokyo. "Memulai kembali ( tenaga nuklir) tidak terjadi, jadi orang berpikir jika mereka cuma menunggu, tenaga nuklir akan hilang."

 

Masa Depan Nuklir Suram?

Hanya sembilan dari 33 reaktor komersial Jepang yang tersisa telah disetujui untuk dimulai kembali di bawah standar keselamatan pasca-Fukushima dan hanya empat yang beroperasi, dibandingkan dengan 54 sebelum bencana.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya