Kendala lainya, mereka lupa kapan dilahirkan. "Saat kita tanya usia, mereka tidak tahu tanggal, bulan dan tahun kapan lahirnya," katanya.
Keberhasilan pihaknya bisa membuat warga SAD merekam e-KTP juga berkat pendekatan ke para Tumenggung dan pemangku adat mereka.
"Bagi yang perempuan, didampingi suaminya. Bila masih gadis didampingi keluarga dekatnya. Bila tidak ada, didampingi pemangku adat dan Tumenggung," terang Agus.
"Ini dokumen sangat diperlukan negara, selain untuk keperluan identitas juga untuk menerima sejumlah bantuan sosial," tandasnya.
(Khafid Mardiyansyah)