Di awal siang hari itu, tatkala para komandan pasukan gerak-cepat Belanda sedang dalam perjalanan kembali ke pos masing-masing di Bagelen dan Kulon Progo, tumpahlah hujan lebat yang melanda pedalaman Jawa tengah-selatan yang menghanyutkan kuda tunggangan wakil komandan Kolonel Cleerens, Kapten Bavius Gijsbertus Rinia van Nauta (1787-1860).
Ia berusaha menyeberangi sungai berair dangkal dalam perjalanannya kembali ke Kedung Kebo (pasca-1832, Purworejo). Begitulah Perang Jawa berakhir sebagaimana dimulai dengan awan badai angin musim barat.
Tidak ada perempuan dalam rombongan Diponegoro pada saat penahanannya. Mengingat De Kock dibuat berada di sebelah kiri pangeran, Saleh barangkali menyiratkan bahwa jenderal itu patut dilihat sebagai seorang raksasa perempuan, suatu sosok raksasa yang menakutkan.
Saleh juga menampilkan sosok Kolonel (Jan Baptist) Cleemens, perwira yang mengkhianati Diponegoro, di pilar paling kiri pendapa, walaupun Cleerens tidak hadir di Magelang waktu penangkapan. (Dari buku Kuasa Ramalan, Peter Carey).
(Qur'anul Hidayat)