Pemandangan baru-baru ini sangat kontras bagi India yang perdana menterinya baru bulan Januari menyatakan kemenangan atas COVID-19, dan membanggakan diri sebagai "apotek dunia", produsen vaksin global dan model bagi negara berkembang lainnya.
Sementara itu, CEO Pfizer Albert Bourla Jumat (23/4) mengatakan perusahaannya memantau varian baru COVID-19 yang berasal dari India. "Saya merasa optimis kita akan mampu mengatasinya, namun yang membuat saya merasa lebih lega adalah kami sudah mengembangkan proses yang jika ada varian yang menjadi varian mengkhawatirkan, kita bisa membuat vaksin dalam waktu 100 hari"
Pemerintah federal India yang terkejut dengan lonjakan kematian terbaru, telah meminta pihak industri untuk meningkatkan produksi oksigen dan obat-obatan penting lainnya yang kekurangan pasokan
(Qur'anul Hidayat)