Kisah Kapal Van der Wijck yang Tenggelam di Perairan Brondong, Lamongan Laut Jawa

Doddy Handoko , Jurnalis
Senin 26 April 2021 07:12 WIB
Kapal Van der Wijck. (Foto: Maritiem Digitaal via pinterpandai.com)
Share :

KAPAL Van Der Wijck yang tenggelam di laut Jawa merupakan kisah nyata yang terjadi di Kabupaten Lamongan, Perairan Brondong. 

Kapal Van der Wijck milik maskapai pelayaran Belanda, Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM). Namanya diambil dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda Carel Herman Aart van der Wijck (1840-1914), yang berkuasa dari 1893 hingga 1899. 

Dalam Report on Commerce, Industry and Agriculture in the Netherlands East Indies (1922: 170) dituliskan, kapal uap ini diluncurkan sebagai kapal penumpang, dibuat tahun 1921 oleh Maatschappij Fijenoord N.V., pabrik galangan kapal di Fyenoord, Rotterdam. 

Kapal Van der Wijck dapat mengangkut 60 orang; kelas dua 34 orang, dan geladaknya mampu menampung 999 orang. Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir naik kapal ini ketika dibuang ke Doven Digul, Papua.

Kapal ini mendapat nama panggilan “de meeuw” atau “The Seagull”, karena sosok dan penampilan kapal ini yang tampak sangat anggun dan tenang.

Saat pelayarannya yang terakhir, kapal Van der Wijk berangkat dari Bali ke Semarang, singgah terlebih dahulu di Surabaya.

Rute yang disinggahi kapal Van der Wijck menurut Pedoman Masjarakat (28/04/1937) antara lain: Makassar-Tanjung Perak (Surabaya)-Tanjung Mas (Semarang)-Tanjung Priok (Jakarta)-Palembang. Sebelum karam, kapal ini berlayar dari Makassar dan Buleleng. 

Baca juga: Atas Perintah Hitler, Kapal Selam Nazi Jerman Beroperasi di Perairan Indonesia

Menurut Pandji Poestaka, kapal ini memuat 250 orang ketika lepas jangkar dari Surabaya. Beredar kabar, geladak van der Wijk membawa muatan kayu besi. Muatan kayu ini rencananya dipindahkan ke kapal lain setelah tiba di Tanjung Priok dan akan dibawa ke Afrika.

Kapal ini tenggelam di kawasan yang disebut Westgat, selat di antara Pulau Madura dan Surabaya, sekitar 22 mil di sebelah barat laut Surabaya. Kapal Van Der Wijk pada hari selasa tanggal 20 Oktober 1936 tenggelam ketika berlayar di perairan Lamongan, tepatnya 12 mil dari pantai Brondong.

Ketika tenggelam, kapal ini baru beroperasi 15 tahun. Kapal jenis ini biasanya berada dalam bahaya ketika berumur 25 hingga 30 tahun.

Jumlah penumpang pada saat itu adalah 187 warga pribumi dan 39 warga Eropa. Sedangkan jumlah awak kapalnya terdiri dari seorang kapten, 11 perwira, seorang telegrafis, seorang steward, 5 pembantu kapal dan 80 ABK dari pribumi.

Baca juga: Kisah Pertempuran Terbesar di Laut Jawa Tewaskan 2.300 Pelaut dan Laksamana Karel Doorman

Koran De Telegraaf, 22 Oktober 1936, menulis sekitar 42 orang korban yang hilang. Versi lain menyebutkan, jumlah penumpang yang berhasil diselamatkan adalah 153 orang. Sementara ada 70 orang, baik penumpang maupun awak kapal, dilaporkan hilang. 

Jumlah yang tidak pasti ini dikarenakan jumlah penumpang kapal tidak sesuai dengan manifes. Ada banyak kuli angkut pribumi yang tidak tercatat, kemungkinan merekalah yang banyak hilang.

Pandji Poestaka edisi 23 Oktober 1936 memberitakan kejadian tenggelamnya kapal ini. Bertindak sebagai nahkoda kapal adalah B.C. Akkerman, yang usianya kala itu 43 tahun, dan sudah berdinas selama 25 tahun dan baru dua minggu bekerja di Van der Wijck.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya