Lord Rothschild yang dimaksud disini adalah Lionel Walter Rotshschild (1868-1937) peraih gelar “Lord” kedua dalam keluarga besar Rothschild yang merupakan anak dari Lionel Nathan de Rothschild, pemegang “Lord” pertama dan merupakan generasi keturunan dari pemilik institusi raksasa keuangan Yahudi yang mengusai keuangan dunia.
Dukungan Inggris kepada terbentuknya negara Yahudi itu, terkait erat dengan kepentingan imperialisme global Inggris dikemudian hari, sebagaimana ditegaskan oleh Winston Churchill pada tahun 1921. Menteri Luar Negeri Inggris pada waktu itu menyatakan, “Kalau Palestina tidak pernah ada, maka menurut keyakinan saya, demi kepentingan Imperium, ia harus diciptakan.”
Baca Juga: Tak Hiraukan Biden, PM Israel Akan Lanjutkan Serangan ke Gaza
Pada tanggal 2 November 1917, Inggris menjadi pendukung utama dengan menetapkan sebuah perjanjian yang disebutnya dengan Deklarasi Balfour, yang diambil dari nama Menteri Luar Negeri Inggris saat itu Arthur James Balfour bersama dengan Lord Rothschild, Presiden Federasi Zionis Inggris. Deklarasi itu pun telah disetujui oleh Kabinet Inggris.
Teks Deklarasi Balfour adalah sebagai berikut, “Pemerintah (Inggris) menyetujui didirikannya sebuah tanah air bagi bangsa Yahudi di Palestina, dan berusaha sebaik-baiknya untuk melancarkan pencapaian tujuan ini, setelah dipahami secara jelas bahwa tidak akan dilakukan sesuatu yang dapat merugikan hak-hak sipil dan hak-hak keagamaan komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, atau hak-hak dan status politik yang dinikmati oleh bangsa Yahudi di setiap negeri lain.”.
(Sazili Mustofa)