Jadi Sasaran Empuk Taliban, AS Akan Segera Evakuasi Penerjemah dari Afghanistan

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 28 Mei 2021 11:51 WIB
Penerjemah Afghanistan (Foto: Spc. Ryan D. Green/Army)
Share :

AFGHANISTANAmerika Serikat (AS) berusaha segera mungkin membuat rencana untuk mengevakuasi warga Afghanistan yang bekerja untuk militer AS menjelang penarikan pasukan pada September mendatang.

Ketua Gabungan Jenderal Mark Milley mengatakan sejumlah penerjemah "signifikan" dan karyawan lainnya dapat menjadi sasaran militan Taliban.

Sebanyak 18.000 warga Afghanistan telah mengajukan visa AS untuk berimigrasi ke AS di bawah program khusus.

Namun skema tersebut mengalami penundaan, dengan pelamar menunggu selama bertahun-tahun.

"Kami mengakui bahwa ada sejumlah besar warga Afghanistan yang mendukung AS DAN koalisi, dan bahwa mereka bisa terancam," kata Jenderal Milley dalam sambutan yang dirilis kantornya pada Kamis (27/5).

"Tugas yang sangat penting adalah memastikan bahwa kami tetap setia kepada mereka, dan kami melakukan apa yang diperlukan untuk memastikan perlindungan mereka dan, jika perlu, mengeluarkan mereka dari negara jika itu yang mereka ingin lakukan,” terangnya.

(Baca juga: 4 Mahasiswa Dituntut Bayar Rp17 Juta karena Posting-an Anti-China Covid-19 di Twitter)

"Ada rencana yang dikembangkan dengan sangat, sangat pesat di sini, tidak hanya penerjemah tetapi banyak orang lain yang telah bekerja dengan AS,” ungkapnya.

Dia menambahkan bahwa Departemen Luar Negeri sedang mengawasi masalah tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pada April lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan pasukan AS akan pergi pada 11 September, setelah 20 tahun keterlibatan militer di Afghanistan.

"Ini adalah waktu untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika," kata Biden.

Setidaknya ada 2.500 tentara AS di negara itu sebagai bagian dari misi Afghanistan yang berkekuatan 9.600 orang.

(Baca juga: Peroleh 95 Persen Suara, Bashar Al Assad Kembali Terpilih Sebagai Presiden Suriah)

Para pejabat AS dan NATO baru-baru ini mengatakan Taliban, sebuah gerakan Islam garis keras, sejauh ini gagal memenuhi komitmen untuk mengurangi kekerasan di Afghanistan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya