"Tarian kami berakhir dengan seks, di atas karpet indah di antara sisa-sisa makanan," katanya.
"'Seks misionaris yang tak berkesudahan. Aku yakin Pavel telah meminum Viagra... Aku memejamkan mata dan membiarkannya melanjutkan,” lanjutnya.
Keesokan paginya Saskia bangun di tempat tidur sendirian. Dia merasa dirinya sebagai seorang ‘pelacur’.
Terlepas dari perasaan membenci dirinya sendiri, ketakutan akan pekerjaannya dan hutang yang besar membuat ‘one night stand’ dengan cepat menjadi hubungan asmara biasa.
Tiga tahun berlalu sebelum Saskia akhirnya mulai bekerja untuk seorang pangeran Saudi yang dia panggil Hossein.
Saskia diberitahu bahwa pesawat Hossein adalah jet yang aman. Ini berarti pemilik pesawat tidak mengharapkan pramugari berhubungan seks dengannya.
Di sana dia diminta untuk menaburkan beberapa kelopak mawar putih di atas bantal istrinya, dan "setumpuk ember" kelopak merah ketika gundiknya datang.
Suatu kali dia memergoki Hossein sedang bersenang-senang di atas penerbangan.
"Ada seseorang yang bergerak di bawah selimut kasmir, pakaian dibuang di lantai, dan apa yang tampak seperti celana dalam warna cumi mentah melingkar di atas meja di sebelah canape," kenangnya.
(Susi Susanti)