Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga mentweet bahwa dia "ngeri" dengan berita itu.
"Kepada orang-orang terkasih dari mereka yang diteror oleh aksi kebencian kemarin, kami di sini untuk Anda," tulisnya.
"Ini adalah tindakan pembunuhan massal, dilakukan terhadap Muslim, terhadap warga London, dan berakar pada kebencian yang tak terkatakan," kata Wali Kota London Ed Holder.
Dalam sebuah pernyataan, Walikota Holder mengatakan dia berbicara "atas nama semua warga London ketika saya mengatakan hati kami hancur".
"Kami berduka untuk keluarga, tiga generasi di antaranya sekarang telah meninggal,” terangnya.
Pernyataan walikota menambahkan bahwa dia telah memerintahkan bendera di luar Balai Kota London diturunkan selama tiga hari berkabung.
Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penyerang harus menghadapi tuduhan terorisme.
"Seorang pria diduga masuk ke mobilnya, melihat sebuah keluarga Muslim berjalan di jalan, dan membuat keputusan bahwa mereka tidak layak untuk hidup," kata CEO organisasi Mustafa Farooq.
"Dia tidak mengenal mereka. Ini adalah serangan teroris di tanah Kanada, dan harus diperlakukan seperti itu," lanjut pernyataannya.
"Ini adalah manusia tak berdosa yang dibunuh hanya karena mereka Muslim,” terang Nawaz Tahir, seorang pengacara London dan perwakilan komunitas Muslim, mengatakan selama konferensi pers.
"Kami akan berdiri teguh melawan Islamofobia. Kami akan berdiri teguh melawan teror dengan iman, dengan cinta, dan pencarian keadilan," lanjutnya.
"Benci tidak akan pernah menutupi cahaya cinta,” tambahnya.
Serangan itu adalah yang terburuk terhadap Muslim Kanada sejak enam orang tewas di masjid Kota Quebec pada 2017.
Sensus 2016 menemukan bahwa London - sebuah kota sekitar 200 km barat daya Toronto - tumbuh semakin beragam. Satu dari lima orang lahir di luar Kanada, dengan orang Arab menjadi kelompok minoritas terbesar di wilayah itu, dan orang Asia Selatan berada di urutan kedua.
(Susi Susanti)