KANADA - Walikota London, Ontario, Kanada, Ed Holder memerintahkan bendera di luar balai kota diturunkan selama tiga hari sebagai masa berkabung, terkait insiden satu keluarga Muslim tewas dalam serangan kendaraan yang "direncanakan" pada Minggu (6/6).
Polisi Kanada mengatakan serangan terjadi di kota London, provinsi Ontario. Para korban adalah dua wanita - berusia 74 dan 44 tahun - seorang pria berusia 46 tahun dan seorang gadis berusia 15 tahun. Mereka belum diberi nama, sesuai dengan keinginan keluarga. Seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun, satu-satunya keluarga yang selamat, dirawat di rumah sakit dengan luka serius tetapi tidak mengancam jiwa.
"Biar saya perjelas: Ini adalah tindakan pembunuhan massal, dilakukan terhadap Muslim - terhadap warga London - dan berakar pada kebencian yang tak terkatakan," kata Holder dalam sebuah pernyataan.
“Tindakan kebencian yang tak terkatakan ini, tindakan Islamafobia ini, harus diikuti oleh tindakan kasih sayang, tindakan kebaikan, tindakan empati, tindakan solidaritas – keadilan – dan, di atas segalanya, cinta,” terangnya.
Perdana Menteri Ontario Doug Ford juga mentweet ucapan belasungkawanya pada hari Senin. “Kebencian dan Islamofobia TIDAK punya tempat di Ontario. Keadilan harus ditegakkan atas tindakan kebencian mengerikan yang terjadi di London, Ontario kemarin," tulisnya.
(Baca juga: Keluarga Muslim Tewas dalam Serangan yang 'Direncanakan', Diduga Kejahatan Rasial)
Menteri Pertahanan Nasional Kanada, Harjit Sajjan, mengatakan sangat sedih mengetahui empat Muslim Kanada yang tewas di London, Ontario dalam serangan Islamofobia yang keji.
“Tiga generasi keluarga hilang dalam sekejap. Kebencian yang meluas ini terlalu umum di negara kita. Kita harus bersatu untuk mengakhiri kebencian dalam segala bentuknya,” ujarnya.
Jagmeet Singh, pemimpin oposisi Partai Demokrat Baru (NDP), juga mengutuk serangan itu. “Mereka dibunuh karena keyakinan mereka,” tulis Singh di Twitter.
“Lebih dari sebelumnya kita harus berdiri bersama keluarga, teman & tetangga Muslim kita melawan kebencian keji seperti itu,” tegasnya.
(Baca juga: Wanita 80 Tahun Ini Tewas Usai Dioperasi Mantan Satpam yang Menyamar Menjadi Dokter)