Penduduk desa lebih ketakutan daripada sebelumnya dengan beberapa bahkan terbangun di tengah malam dan merasa harus berdoa agar terlindung dari predator air.
Permohonan mereka untuk campur tangan Tuhan akhirnya dijawab pada 2005 ketika buaya itu ditangkap.
Setelah pengintaian yang berlangsung selama tujuh hari tujuh malam, sebuah kelompok yang terdiri dari 50 pria lokal dan petugas margasatwa memikat binatang itu ke dalam perangkap menggunakan sepasang paru-paru sapi sebagai umpan.
Saat Osama melompat untuk mengambil paru-parunya, dia secara tidak sengaja menggigit jerat yang melilit di sekitar giginya.
Kelompok itu kemudian bekerja tanpa lelah untuk menahan binatang yang meronta-ronta itu dengan tali dan mengangkatnya ke bagian belakang truk pick-up - tetapi itu bukan akhir dari Osama.
Namun, penduduk desa tidak diperbolehkan membunhnya.
"Bahkan dia memiliki hak. Dia tidak dapat dibunuh dengan impunitas,” terang para pejabat.
Sang buaya pun diserahkan ke pemilik Uganda Crocs untuk digunakan dalam program pemuliaan mereka.
Warga berharao sang buaya akan menjadi bapak ratusan atau bahkan ribuan buaya raksasa yang kulitnya bisa diubah menjadi tas untuk fashionista di negara-negara seperti Italia dan Korea Selatan (Korsel).
Peternakan juga berfungsi ganda sebagai objek wisata, dan anggota masyarakat dapat mampir untuk melihat 5.000 buaya yang digemukkan siap untuk disembelih.
(Susi Susanti)