Akhirnya kegilaan itu berhenti. Seorang teman Ukraina turun tangan, dan memberitahu James bahwa ia ditipu.
James akhirnya menyadari bahwa para perempuan itu telah menipunya sebesar USD250.000 atau Rp3,6 miliar, dua pertiga dari seluruh tabungannya.
"Hati saya hancur." dia berkata. "Ini melampaui tingkat pemahaman manusia, saya tidak menyangka mereka tega berperilaku seperti itu,” terangnya.
Tatyana adalah penerjemah resmi yang mencoba membantu James memulihkan keadaan setelah penipuan.
"Setiap tahun kami mendengar cerita tentang orang-orang yang ditipu di Odessa, tetapi skala bencana ini berbeda," katanya.
Entah bagaimana James dapat bangkit dari depresi berat. Sebaliknya, dia memfokuskan energinya untuk mendapatkan uangnya kembali - dan mendapatkan keadilan.
"Saya memiliki semua dokumen bank untuk transfer, dan pesan Viber di antara kami," katanya. "Saya yakin itu akan diselesaikan,” jelasnya.
Tapi melalui sistem peradilan Ukraina tidak mudah. Empat kali dia pergi ke polisi Odessa dan memberikan penjelasan tentang apa yang telah terjadi dan bukti yang dia kumpulkan.
"Dan kadang-kadang mereka menertawakan saya," katanya.
Kepolisian Ukraina, dan khususnya Odessa, memiliki reputasi yang cukup buruk dalam memerangi kejahatan.
Penipuan pernikahan, bahkan yang tidak biasa seperti ini, jauh di bawah daftar prioritas mereka.
"Ada kasus-kasus tertentu di sini di mana polisi tidak melakukan apa-apa dan tidak bergerak," kata Anna Kozerga, pengacara James. "Kita harus terus meminta mereka untuk mengambil tindakan,” ungkapnya.
Membuat polisi bertindak sering kali harus dengan suap, tetapi itu adalah sesuatu yang tidak ingin dilakukan James.
Irina dan Kristina pernah diinterogasi polisi terkait dokumen yang dimiliki James dan dorongan Kozerga, tapi tidak pernah ada tuntutan yang diajukan ke mereka.
Kami menghubungi polisi di Odessa tetapi mereka menolak mengomentari kasus James.
Satu-satunya kemajuan adalah bahwa setelah pernikahan James dengan Kristina dianggap palsu, ia diputuskan sebagai pemilik tunggal apartemen itu.
Dia berharap nilainya akan meningkat begitu pandemi Covid-19 berakhir tapi tidak mungkin akan mendekati jumlah yang ia keluarkan.
Respon polisi yang lambat membuat James menghubungi Robert Papinyan, Sherlock Holmesnya Odessa yang tidak ortodoks.
"Kami lapor ke polisi dan semuanya melalui cara-cara yang benar," kata James.
"Sayangnya Anda harus memainkan permainan ini,” ujarnya.
"Permainan" itu adalah dengan membayar detektif swasta Papinyan sebesar USD3.000 atau Rp43 juta.
Tidak ada rahasia tentang metode Papinyan. Dia dengan bebas mengakui kepada kami bahwa "intimidasi" adalah salah satu alatnya.
Saat kami mengunjungi kantornya, tiga pria bertubuh kekar sedang duduk di pintu masuk. Papinyan percaya bahwa para perempuan itu adalah otak di balik penipuan, setelah berkomunikasi dengan para suami mereka.
Papinyan membagikan kontak mereka dan kami menghubungi mereka. Dua kali suami Kristina, Denys, mengirim kami foto-foto mobil yang katanya mengikutinya dan mengeluh bahwa anak buah Papinyan adalah "pemeras".
Suami Irina, Andriy, menjawab bahwa pasti ada kesalahan dan akan memberikan kontak kami kepada istrinya.
Ternyata Irina tidak pernah menghubungi dan kami menemukan profil kencannya masih tertera di online. Dia terdaftar sebagai orang yang bercerai dan berjanji, "Hatiku akan menjadi milik satu pria dan hanya satu."
Dari Inggris, James sekarang menukar pesan Viber yang diterjemahkan dengan Papinyan. Dia masih berharap agar uangnya dapat kembali.
"Orang-orang saya berada di kota Chernomorsk (dekat Odessa), dua minggu lalu," kata detektif swasta itu.
"Kami menemukan Irina di dekat rumah. Kami memberinya waktu hingga 20 Juni untuk menyelesaikan masalah pembayaran utang,” terangnya.
James kini telah punya pekerjaan di badan amal lain dan berharap uangnya akan kembali.
Sebagian alasan James menyembunyikan identitasnya adalah karena dia tidak ingin atasan kerjanya khawatir. Ditipu seperempat juta dolar tidak terlihat bagus di daftar riwayat kerja.
"Saya juga belum memberi tahu keluarga saya apa yang terjadi, kejadian itu hanya akan membuat mereka kesal,” lanjutnya.
Dan apa yang akan Anda katakan kepada seseorang yang membaca cerita Anda dan berkata "Bodoh sekali!"?
"Mereka benar," katanya.
James memutuskan menceritakan kisahnya kepada BBC untuk memperingatkan orang lain yang tergoda mencari romansa di Ukraina.
Satu manfaat dari pengalaman James, kantor luar negeri Inggris telah mengeluarkan peringatan bagi warganya yang mengunjungi Ukraina.
"Ada insiden penipuan pernikahan dan upaya pemerasan yang memengaruhi warga negara asing. Sangat tidak mungkin dapat mengembalikan uang Anda jika menjadi korban penipuan semacam itu." bunyi peringatan dalam situs pemerintah itu.
Menurut Action Fraud, penipuan asmara melibatkan orang-orang yang ditipu untuk mengirim uang kepada para penipu yang berusaha keras mendapatkan kepercayaan dan meyakinkan bahwa mereka berada dalam hubungan yang tulus.
Permintaan mereka mungkin sangat emosional, seperti penjahat yang mengaku membutuhkan uang untuk perawatan medis darurat, atau untuk membayar biaya transportasi untuk mengunjungi korban jika mereka berada di luar negeri.
Para penipu akan sering membangun hubungan dengan korban mereka.
Jika Anda merasa telah menjadi korban penipuan asmara, jangan merasa malu - Anda tidak sendirian. Segera hubungi bank Anda dan laporkan ke Action Fraud.
(Susi Susanti)