JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengusulkan agar dibentuknya grup komunikasi berjenjang kesiapsiagaan bencana yang dibagi per wilayah, mulai dari pemerintah pusat lalu pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten dan kota.
Grup komunikasi tersebut, akan memuat kontak-kontak penting guna memudahkan penanganan bencana alam.
"Bagaimana komunikasi dengan yang lain itu bisa dibentuk kelompok di level kelurahan, kecamatan sampai dinas terkait. Bukan hanya dinas sosial tetapi dinas yang lain juga dinas PU, dinas kesehatan, kita gandeng, rangkum, buat kelompok agar bisa menghubungi lewat handphonenya," ujar Mensos saat menyampaikan arahan penanggulangan bencana kepada Dirjen Linjamsos secara virtual, Rabu (21/7/2021).
Baca Juga: Kemensos Segera Proses Bantuan untuk 5,9 Juta Keluarga Penerima Manfaat Usulan Daerah
Risma bercerita mengenai kejadian di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kesulitannya dalam menghubungi kepala daerah, sekretaris daerah, dinas sosial dan pihak-pihak terkait lainnya. Sehingga mengakibatkan tidak dapat mendaratnya bantuan padahal bantuan telah dikirim dari Surabaya.
"Saya dimaki-maki oleh kepala daerah, saya beberapa kali ke daerah bencana, seluruh sistem komunikasi terputus sehingga kita kesulitan sebetulnya bantuan apa yang dibutuhkan ya sudah untung-untungan aja. Karena itu mungkin kita bisa membuat grup, saya minta Dirjen Linjamsos membuat grup itu harus mengetahui nomor telepon secara detail,"pesannya.
Selain itu, pengalamannya saat menangani bencana di Dampit, Malang dan Mamuju, Sulawesi Barat juga mengalami kendala. Pada saat penanganan bencana di Dampit, Malang, terjadi miskomunikasi antara pihak terkait dengan Kemensos.
"Seperti waktu kejadian gempa di Malang, saat itu mereka ngomong bahwa kondisi yang parah itu di Dampit awalnya, kemudian saya suruh cek di sana ternyata Tagana melaporkan warganya masih tidur dengan nyenyak tidak ada masalah mereka sampai foto-foto malah di tempat lain itu yang parah. Mungkin ada satu yang bisa kita ajak komunikasi sehingga kita tahu bagaimana kondisi di tempat itu,"urai Mensos saat diwawancarai MPI, Rabu malam,(21/07/2021).
Selain itu, juga terjadi saat penanganan bencana di Mamuju, Sulawesi Barat yang hanya dilakukan koordinasi dengan satu orang. Koordinasi pun terputus akibat orang yang dikoordinasi juga ikut terdampak bencana.
"Sehingga kita tidak hanya komunikasi untuk satu orang, karena maaf saya kejadian di Mamuju yang kita hubungi ternyata terkena dampak rumahnya sehingga beliau sibuk dengan dengan diri sendiri dan tidak bisa menangani yang lain. Kita butuh contact person yang bisa untuk kita ajak komunikasi guna menyiapkan segala sesuatu nya,"imbuhnya.
Ketika grup-grup komunikasi berjenjang telah dibuat, Mensos berharap dapat terjalin aktif komunikasi mulai tingkat daerah, provinsi dan pusat untuk memberikan laporan seperti apa langkah selanjutnya yang harus dilakukan.
"Kalau kita punya grup mulai tingkat pusat sampai provinsi sampai ke daerah, kita punya media untuk berkomunikasi mungkin akan lebih cepat penangananya kemudian ke tempat bencana yang parah,"jelas Mensos.
Mensos berharap berbagai pihak terkait harus mempunyai sistem manajemen untuk penanganan bencana bersama.
"Kalau misalnya di daerah itu kita punya tim siapa yang menangani relokasi, siapa yang menangani makanannya sampai TNI/Polri itu akan lebih mudah manajemennya. Karena nggak mungkin kalau sudah bencana, berat ditangani satu unit aja jadi harus ditangani secara lengkap,"imbaunya.
(Sazili Mustofa)