Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa gempa ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust Alaskan-Aleutian.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Hingga pukul 16.00. WIB, telah terjadi lebih dari 25 kali aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo kurang dari 6,0.
Baca juga: Gempa M8,1 di Alaska, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami di Indonesia
(Fakhrizal Fakhri )