DENPASAR - Meski kerap dianggap hama, namun keberadaan serangga sejatinya menguntungkan petani karena dapat berfungsi sebagai predator alami.
Di masa sekarang, serangga jarang dijumpai terlebih di perkotaan. Seorang pria di Denpasar berinisiatif memanfaatkan halaman belakang rumahnya untuk memelihara dan mengembangbiakkan serangga, khususnya phasmid (serangga ranting dan daun yang hampir punah).
Adalah Hari Purwanto yang telah mengkoleksi ratusan serangga sejak 2017 lalu. Saat ini dia telah mulai membiakkan serangga-serangganya. Kecintaanya dengan serangga berawal dari masa kecilnya yang gemar bermain serangga.
Dia pun fokus membiakkan serangga jenis phasmid, yang di Bali dikenal dengan balang angas. Menurutnya jenis ini bukanlah belalang, melainkan serangga ranting dan serangga daun.
Keberadaan serangga mulai langka di alam liar dan dikhawatirkan punah, sehingga Hari semangat untuk menjadikan serangga sebagai hewan peliharaan dan memperlakukan peliharaannya dengan khusus.
Tapi usahanya ini juga menemui kendala. Cukup sulit memelihara serangga di daerah perkotaan karena perbedaan suhu dan kelembaban udara dengan habit aslinya serta jenis pakan.
Indonesia memiliki ribuan serangga phasmid. Untuk jenis yang dipelihara Hari didapatkan dari daerah Sulawesi atau Papua dan serangga lokal Bali.
Siklus phasmid mampu hidup hingga 6 bulan. Apabila mati, phasmid tersebut akan diawetkan dijadikan koleksi.
(Baca juga: 13 Negara Dalam Daftar Merah Arab Saudi)
(Susi Susanti)