BRUNEI DARUSSALAM - Brunei Darussalam memberlakukan pembatasan ketat (lockdown) untuk menghentikan penyebaran Covid-19, setelah menemukan kasus pertama yang ditularkan secara lokal di negara itu dalam lebih dari setahun.
Kementerian kesehatan pada Sabtu (7/8), tujuh infeksi yang ditemukan itu membuat pemerintah menutup semua tempat ibadah dan menunda acara sosial selama dua minggu.
Acara massal juga dibatasi untuk kelompok yang terdiri dari 30 orang selama periode ini karena kelas sekolah dipindahkan secara online dan restoran dilarang menyajikan makan di tempat.
"Cluster ini diyakini kemungkinan telah terpapar salah satu kasus impor di Brunei," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Kementerian menambahkan sumber infeksi untuk dua lainnya tidak dapat diidentifikasi.
(Baca juga: Utusan Khusus ASEAN Minta Akses Penuh Saat Kunjungi Myanmar)
Kasus impor juga diumumkan pada Sabtu (7/8), yakni seorang pria yang tiba dari Timur Tengah melalui Malaysia pada 30 Juli sebelum mengalami gejala pada Selasa (3/8).
Kesultanan Islam kecil itu sebagian besar tetap bebas virus corona, karena hanya mencatat tiga kematian sejak pandemi dimulai.
Lebih dari setengah dari 347 infeksinya sejauh ini diimpor, dengan kontrol perbatasan yang ketat dan tindakan karantina menjaga penyebaran virus tetap terkendali.
Lima dari infeksi lokal pertama di negara kaya minyak itu sejak Mei tahun lalu terkait dengan pusat pemantauan virus yang dikelola pemerintah.
Seperti diketahui, Brunei berhasil terhindar dari wabah virus corona yang saat ini membanjiri sistem kesehatan di sebagian besar Asia Tenggara.
Negara ini berbagi satu-satunya perbatasan darat dengan Malaysia, yang sejauh ini telah mencatat hampir 1,25 juta infeksi dan lebih dari 10.000 kematian.
Negara ini juga terus meningkatkan proses vaksinasinya, dengan hampir 32 persen dari 450.000 orangnya mendapatkan setidaknya satu suntikan.
(Susi Susanti)