Biden Kirim 5.000 Tentara ke Afghanistan untuk Evakuasi Warga AS

Antara, Jurnalis
Minggu 15 Agustus 2021 10:29 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (Foto: Reuters)
Share :

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Sabtu (14/8/2021) mengatakan dirinya telah menyetujui pengiriman pasukan militer tambahan ke Kabul untuk membantu evakuasi staf kedutaan mereka dari Afghanistan.

Dalam sebuah pernyataan, Biden mempertahankan keputusannya untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan dengan berdalih bahwa pasukan Afghanistan harus melawan kelompok bersenjata Taliban yang berusaha merebut kekuasaan negara itu.

BACA JUGA: Gempa Haiti, Biden Kirimkan Ucapan Belasungkawa 

"Berdasarkan rekomendasi diplomat, militer dan tim intelijen, saya telah mengizinkan pengerahan sekitar 5.000 prajurit AS untuk memastikan penarikan personel AS dan personel sekutu lain secara tertib dan aman, " kata Biden.

Seorang pejabat pertahanan yang enggan disebut namanya mengatakan dari 5.000 prajurit yang dikatakan Biden, 4.000 di antaranya sudah diumumkan sebelumnya. Sekira 1.000 lainnya baru disetujui dan berasal dari Divisi Udara ke-82.

Biden mengatakan pemerintahannya telah berkata pada para petinggi Taliban di Qatar bahwa tindakan apapun yang bisa membahayakan personel AS "akan direspons dengan cepat dan kuat oleh militer AS."

BACA JUGA: Afghanistan Salahkan AS Atas Situasi Keamanan yang Memburuk

Namun, dia juga mengatakan kehadiran militer AS yang tanpa batas bukanlah sebuah pilihan.

"Setahun lagi, atau lima tahun lagi, keberadaan militer AS tidak akan membuat perbedaan jika militer Afghanistan tak bisa atau tidak menjaga negara mereka sendiri. Dan kehadiran Amerika yang tak ada akhirnya di tengah konflik sipil negara lain tidak dapat saya terima," kata Biden.

Pasukan tambahan juga akan mengevakuasi sejumlah warga Afghanistan lewat program visa khusus.

Departemen Luar Negeri telah mengontak para advokat untuk meminta nama-nama orang Afghanistan di Kabul yang sudah bekerja dengan personel AS dan perlu dievakuasi, kata dua sumber yang memahami masalah itu.

Daftar nama tersebut dapat meliputi wartawan dan aktivis hak asasi manusia.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya