Lebih jauh dijelaskan Mulyo, tantangan lain yang dihadapi para awak pesawat adalah kondisi bandara Bandara Hamid Kanzai International yang dikelilingi pegunungan serta banyaknya fasilitas bandara yang tidak berfungsi optimal.
"Medan Afghanistan yang merupakan kota dikelilingi pegunungan dengan elevasi runway 5.877 feet di atas permukaan laut, ditambah fasilitas nav aid bandara (ILS, VOR), night facilities dan air traffic service tidak berfungsi maksimal mengakibatkan awak pesawat menghadapi tantangan yang sangat berat saat approach," tuturnya.
"Prosedur approach yang secara visual dan menghindari pegunungan, membuat landing di Kabul menjadi tantangan yang paling utama bagi seluruh awak pesawat A-7305," tambahnya.
Setelah mendarat di Bandara Hamid Kanzai International, Kabul, proses evakuasi pun dengan sesegera mungkin dilaksanakan lantaran keterbatasan waktu yang diberikan NATO, selaku pemegang otoritas bandara. Sekitar dua jam, seluruh proses boarding WNI selesai dilaksanakan.
"Demi keselamatan bersama, kami membatasi barang bawaan hanya hand luggage saja, sehingga kami memohon maaf kepada WNI dan WNA yang kami evakuasi, karena koper-kopernya tidak semuanya bisa dibawa ke dalam pesawat," ujar Mayor Mulyo.
Setelah memakan proses panjang, Boeing 737-400 akhirnyaberhasil mengevakuasi 26 WNI dan 7 warga non WNI dari Bandara Hamid Kanzai International, Kabul. Pada pukul 03.05 WIB Pesawat Boeing 737-400 melakukan pendaratan sempurna di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
(Qur'anul Hidayat)