SUKABUMI - Pandemi Covid-19 membuat sebagian orang terpaksa harus kehilangan pekerjaan. Hal tersebut terjadi kepada seorang guru honorer di Sukabumi, Jawa Barat yang harus banting setir menjadi pedagang asongan akibat tidak adanya belajar secara tatap muka di sekolah.
Guru tersebut adalah Herman, guru honorer di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Ia bersama beberapa guru honorer lainnya sudah tidak mengajar lagi di sekolah karena pemerintah meniadakan kegiatan belajar tatap muka untuk mencegah penularan Covid-19.
Sejak awal pandemi tahun lalu, Herman yang merupakan guru ekstra kulikuler pencak silat ini tidak pernah mendapatkan honornya.
Baca Juga: Guru Honorer Hanya Digaji Rp 213 Ribu per Bulan Viral di Media Sosial
Untuk menyambung hidup keluarganya, Herman terpaksa berjualan di simpang tiga Cibadak. Setiap hari, ia harus berpindah-pindah, dari satu bus ke bus lainnya untuk menjajakan permen jahenya.
Satu bungkus permen jahe dijual seharga Rp3 ribu. Jika habis, ia mengantongi uang sebesar Rp50 ribu. Namun, di saat sepi, ia hanya bisa membawa uang Rp10 ribu hingga Rp20 ribu. Bahkan, dagangannya pernah tidak laku sama sekali, sehingga tidak bisa membawa uang saat pulang.
Menurut Herman, meski malu saat bertemu dengan murid dan rekan sesama guru, pekerjaan itu terpaksa ia geluti agar bisa menghidupi kebutuhan empat anaknya yang masih kecil.