Kisah Hakim Wanita Afghanistan yang Bersembunyi dari Kejaran Taliban

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Rabu 29 September 2021 06:44 WIB
Para hakim wanita di Afghanistan (Foto: BBC)
Share :

  • Berjuang untuk hak-hak perempuan

Dalam beberapa dekade, Afghanistan selalu berada di posisi pertama negara dengan tingkat kekerasan tertinggi di dunia. Menurut Human Rights Watch, diperkirakan 87% perempuan punya pengalaman mendapat kekerasan selama hidupnya.

Tapi kelompok hakim perempuan, yang bekerja untuk menegakkan hukum bagi pemerintahan sebelumnya, bertujuan untuk mendukung perempuan, membantu mengadvokasi gagasan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan remaja merupakan tindak pidana yang dapat dihukum.

Hal ini termasuk menangkap orang-orang yang terlibat dalam kasus pemerkosaan, penyiksaan, kawin paksa, serta dalam kasus di mana perempuan dilarang untuk memiliki properti atau pergi bekerja atau bersekolah.

Sebagai bagian dari perempuan paling berpengaruh di negaranya, keenam hakim ini mengaku menghadapi kekerasan selama karir mereka, jauh sebelum Taliban mengambil kekuasaan.

"Saya ingin melayani negara saya, oleh karenanya saya menjadi seorang hakim," kata hakim Asma dalam perbincangan di rumah yang aman.

"Di pengadilan urusan keluarga, saya kebanyakan menangani kasus-kasus perempuan yang ingin cerai atau pisah dari anggota Taliban,” terangnya.

"Ini merupakan ancaman yang nyata bagi kami. Pernah sekali, Taliban melepaskan roket ke gedung pengadilan,” jelasnya.

"Kami juga kehilangan seorang teman sekaligus hakim. Dia menghilang saat pulang ke rumah dari tempat kerjanya. Tak lama, mayatnya ditemukan,” lanjutnya.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya