Tak ada satu pun pernah ditahan atas pembuhunan itu. Saat itu, pimpinan Taliban di daerah itu membantah telah terlibat.
Wajah baru pemerintahan Afghanistan mengenai hak-hak perempuan masih belum jelas sepenuhnya. Tapi sejauh ini, kelihatannya akan suram.
Semua yang mengisi kabinet adalah laki-laki, tanpa ada yang berkecimpung dalam urusan perempuan. Sementara di sekolah, menteri pendidikan telah memerintahkan murid dan guru laki-laki untuk kembali beraktivitas, tapi tidak bagi staf dan murid perempuan.
Atas nama Taliban, Karimi mengatakan dia belum bisa berkomentar apakah akan ada perempuan yang menduduki posisi hakim di masa mendatang. "Kondisi dunia kerja, dan peluang kerja bagi perempuan masih didiskusikan,” terangnya.
Sejauh ini, lebih dari 100.000 orang telah dievakuasi dari Afghanistan.
Keenam hakim perempuan mengatakan, mereka saat ini sedang mencari cara untuk meninggalkan negara - tapi kendalanya bukan hanya karena kekurangan uang, tapi mereka mengatakan tak semua anggota keluarga dekat memiliki parpor.