Dia mengatakan bahwa ada beberapa keuntungan menjadi wanita tinggi seperti itu, termasuk akses mudah ke tempat-tempat tinggi.
Merayakan masuknya kembali dia ke dalam katalog manusia unik, Guinness World Records memuji karakternya, dan menyarankan dia bisa menjadi panutan bagi orang lain.
"Semangat dan kebanggaannya yang tak tergoyahkan untuk menonjol dari kebanyakan orang lainnya adalah sebuah inspirasi,” terang pemimpin Guinnes World Records Craig Glenday.
Ini bukan pertama kalinya dia masuk dalam buku rekor terkenal.
Sebelumnya, dia dinobatkan sebagai 'remaja tertinggi yang masih hidup' pada 2014 dan telah menggunakan ketenaran yang diberikan padanya untuk menarik perhatian publik pada kehidupan seseorang seperti dirinya dengan kondisi yang langka.
"Kategori wanita tertinggi yang masih hidup bukanlah kategori yang sering berpindah tangan, jadi saya bersemangat untuk membagikan berita ini kepada dunia,” ungkapnya.
Sindrom Weaver ditandai dengan peningkatan tonus otot, mata melebar, dahi lebar, kaki mengalami kecacatan, dan telinga luar biasa besar. Hanya 50 kasus yang pernah tercatat dalam literatur medis.
Pria tertinggi di dunia juga merupakan orang Turki. Dia berdiri di ketinggian 8 kaki 2,8 inci ketika diukur untuk rekor pada tahun 2018.
(Susi Susanti)