Bulan lalu, Indonesia mengatakan khawatir AUKUS bisa mendorong terjadinya perlombaan senjata regional.
Perjanjian itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Cina Timur dan Selatan, perairan yang dilalui kapal-kapal yang mengangkut barang-barang bernilai triliunan dolar atau sekitar sepertiga dari perdagangan global.
(Baca juga: IAEA Sebut Kesepakatan AUKUS Akan Sulitkan Pengawasan Nuklir)
Filipina, sekutu pertahanan AS, mendukung AUKUS, mengatakan pakta itu menawarkan penyeimbang yang diperlukan guna menghadapi China yang semakin asertif.
Malaysia sebelumnya mengatakan akan meninjau isu itu dengan China dan ASEAN.
(Susi Susanti)