Pada Senin (18/10), duta besar perlucutan senjata AS Robert Wood mengatakan AS "sangat prihatin", menambahkan bahwa Washington "telah menahan diri dari mengejar aplikasi militer untuk teknologi ini".
Namun, dia mengatakan China dan Rusia telah "sangat aktif" mengejar penggunaan militer, yang berarti AS "harus merespons dengan cara yang sama".
"Kami hanya tidak tahu bagaimana kami bisa bertahan melawan teknologi itu, begitu juga China, begitu juga Rusia," katanya kepada wartawan di Jenewa.
Sebelumnya, Mike Gallagher, anggota Partai Republik dari Komite Angkatan Bersenjata DPR, telah memperingatkan bahwa jika Washington tetap berpegang pada pendekatannya saat ini, ia akan kalah dalam Perang Dingin baru dengan China dalam satu dekade.
Hubungan antara AS dan China tegang, dengan Beijing menuduh pemerintahan Presiden AS Joe Biden bermusuhan.
Sejumlah negara Barat juga telah menyatakan keprihatinannya atas pertunjukan kekuatan militer China baru-baru ini.
Direktur Pertahanan, Strategi dan Keamanan Nasional di Institut Kebijakan Strategis Australia, Michael Shoebridge, mengatakan jika rudal hipersonik telah diuji, itu akan sesuai dengan pola peningkatan senjata nuklir dan senjata serang lainnya.