Tindak tanduk raja yang keterlaluan ini digambarkan melalui Carita Parahyangan. Pada naskah itu diceritakan Ratu Sakti cukup keterlaluan. Di naskah itu dijelaskan, agar jangan sampai raja kemudian meniru perilaku yang telah dilakoni oleh Raja Ratu Sakti.
Di masa pemerintahan Ratu Sakti ini kondisi masyarakat semakin tidak menentu. Kejahatan bermunculan dimana - mana, sehingga banyak masyarakat yang melakukan pemberontakan terhadap kerajaan sendiri.
Tetapi celakanya pihak kerajaan tidak pernah mempedulikan hal itu. Ratu Sakti lebih memilih meniti hidupnya dengan kehidupan egois. Tak hanya itu, perilaku semena - mena, menghibur diri, dan mengumbar hawa nafsu, padahal perilaku tersebut tidak pernah direstui oleh Sanghyang atau para dewa. Alhasil karena perilakunya, Ratu Sakti lengser dari tahta Kerajaan Pajajaran. Selanjutnya Prabu Nilakendra naik tahta.
(Awaludin)