Nagaenthran ditahan pada April 2009 karena menyelundupkan sekitar 42,72 gram diamorfin, atau heroin murni, yang diikatkan di pahanya, ke Singapura. Dia dijatuhi hukuman mati.
Pengacaranya, M Ravi, dan para aktivis mengatakan IQ (kecerdasan intelektual) Nagaenthran ditemukan berada di 69, tingkat yang diakui sebagai cacat mental. Dia juga memiliki gangguan lain yang memengaruhi pengambilan keputusan dan kontrol impulsnya.
Pihak berwenang sebelumnya mengatakan pengadilan Singapura puas bahwa Nagaenthran tahu apa yang dia lakukan ketika dia melakukan pelanggaran.
Kasus ini telah menarik perhatian internasional termasuk dari miliarder Inggris yang mendukung penghapusan hukuman mati Richard Branson yang telah meminta Singapura untuk membebaskan Nagaenthran dari hukuman gantung.
Kantor berita Bernama melaporkan Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob juga telah menulis surat kepada partnernya dari Singapura Lee Hsien Loong untuk meminta keringanan hukuman untuk Nagaenthran.
(Susi Susanti)