KISAH tentang wanita di Pinrang, Sulawesi Selatan yang melamar pria dengan total uang tunai senilai Rp500 juta viral di media sosial pada Senin (22/11/2021). Hal ini tidak biasa. Sebab dalam adat suku Bugis, pihak laki-lakilah yang seharusnya melamar pihak perempuan. Namun, tradisi wanita melamar pria sudah dikenal di sebagian wilayah di Indonesia. Berikut beberapa daerah yang memiliki tradisi pihak wanita yang melamar pria, dilansir dari berbagai sumber.
Lamongan, Jawa Timur
Biasa dijalani oleh masyarakat di beberapa daerah di pesisir pantai utara Lamongan, tradisi ini dipercaya berasal dari sejarah Tumenggung Lamongan yang memiliki putra kembar. Kedua putra kembar ini konon dilamar oleh dua orang putri kembar yang berasal dari Kerajaan Kediri. Dari kisah inilah tradisi perempuan melamar pihak laki-laki bermula. Lamaran dilakukan seperti biasanya, dengan pihak perempuan yang mendatangi rumah laki-laki untuk memberikan berbagai hadiah seserahan sebelum mempersuntingnya.
Rembang, Jawa Tengah
Di pesisir timur wilayah ini, tradisi Ngemblok masih kerap dilakukan. Diartikan sebagai penghormatan untuk kaum pria. Pihak wanitalah yang datang membawa sandang dan pangan guna menanyakan kesediaan pasangannya untuk dipersunting. Tradisi ini dipercaya telah ada bahkan sebelum agama Islam masuk ke pulau Jawa. Di masa kini, selain pihak perempuan yang memberikan seserahan, pihak laki-laki tetap memberikan mahar untuk memenuhi syariat Islam yang berlaku.
Tulungagung, Jawa Timur
Konon, tradisi ini bermula dari kisah Ande-Ande Lumut, di mana Klenting Kuning bersaudara mendatangi Ande-Ande Lumut untuk melamarnya. Di versi lain, tradisi ini datang berkat warisan budaya agama Hindu yang tiba sebelum masuknya Islam ke tanah Jawa. Pada tradisi lamaran, biasanya pemberian seserahan dilakukan sekaligus menanyakan kesediaan menikah.
Baca Juga : Viral! Seorang Pemuda Dilamar Gadis SMP dengan Mahar Uang Setengah Miliar Rupiah
Namun, tradisi yang dilakukan di Tulungagung sedikit berbeda. Sebelum melakukan lamaran secara resmi, orangtua dari pihak perempuan akan menanyakan kesediaan pihak laki-laki dalam menerima lamaran tersebut. Jika diterima, barulah pihak perempuan memberikan seserahan.
Minangkabau, Sumatera Barat
Dikenal dengan sebutan ‘maminang’, tradisi pihak perempuan melamar laki-laki memang sesuai dengan budaya masyarakat Minangkabau yang menganut prinsip matrilineal, di mana garis keturunan sebuah keluarga diteruskan oleh pihak wanita.
Dalam tradisi maminang, pihak perempuan akan datang ke kediaman laki-laki dengan membawa seserahan, cincin emas, beserta uang japuik (uang jemputan). Hal ini dilakukan karena jika telah menikah, laki-laki akan lepas dari tanggung jawab sebagai tumpuan keluarganya dan beralih menjadi tumpuan keluarga istrinya kelak.
Trenggalek, Jawa Timur
Ada yang berbeda dari tradisi lamaran di Trenggalek. Seperti lamaran pada umumnya, pihak laki-lakilah yang lebih dahulu meminta izin untuk mempersunting perempuan kepada orangtuanya. Jika telah mendapatkan izin, barulah pihak perempuan yang mendatangi kediaman laki-laki dengan membawa seserahan serta jawaban dari lamaran yang sebelumnya disampaikan. (dilansir dari berbagai sumber/Andin Danaryati/Litbang MPI)
(Erha Aprili Ramadhoni)