RUSIA - Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengeraskan retorikanya atas situasi di Ukraina, dengan mengatakan perang di timur negara itu menjadi seperti genosida.
Dia mengatakan bahwa Russophobia adalah langkah pertama menuju genosida.
"Kami melihat dan mengetahui apa yang terjadi di Donbas," terangnya merujuk pada zona konflik.
"Ini jelas terlihat seperti genosida,” lanjutnya.
Pernyataan Putin pada Kamis (9/12) ditujukan untuk mengatasi masalah diskriminasi terhadap penutur bahasa Rusia di luar perbatasan Rusia, banyak di antaranya tinggal di wilayah Donbas di Ukraina timur.
Sementara itu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membahas pembicaraan baru-baru ini dengan Putin dalam panggilan telepon ke mitranya dari Ukraina.
Baca juga: Di Ambang Konflik dengan Ukraina, Rusia Kerahkan Pasukan Baru ke Krimea
Panggilan video antara Biden-Putin pada Selasa (7/12) ditengarai sebagai upaya untuk meredakan ketegangan. Washington dan sekutunya telah memperingatkan Kremlin tentang sanksi keras jika kembali menyerang tetangganya.
Biden juga memberi pengarahan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam panggilan telepon satu setengah jam tentang percakapannya dengan Putin dua hari lalu.
Pernyataan Presiden Ukraina mengatakan kedua pemimpin membahas situasi keamanan di sekitar Ukraina dan prospek untuk mengaktifkan penyelesaian damai.
Baca juga: Ukraina Akan Kerahkan 8.500 Pasukan, 15 Helikopter Jaga Perbatasan Belarusia
Biden juga berbicara dengan para pemimpin anggota NATO yang dekat dengan perbatasan Rusia.
Diketahui, pemberontak yang didukung Rusia telah memerangi pasukan Ukraina di sana sejak 2014, dan ketegangan meningkat saat Rusia mengumpulkan pasukan di perbatasan.
Ada kekhawatiran bahwa Rusia berencana untuk menyerang Ukraina, namun hal itu dibantah Rusia.
Rusia menuduh Ukraina melakukan provokasi, dan mencari jaminan terhadap ekspansi NATO ke arah timur dan penyebaran senjata di dekat Rusia.
Lebih dari 90.000 tentara Rusia diyakini berkumpul di dekat perbatasan Ukraina. Hal ini semakin meningkatkan ketegangan antara Rusia dan AS.
Sebagian besar pembangunan militer Rusia baru-baru ini berada di Krimea, semenanjung Laut Hitam yang direbut Rusia dari Ukraina dan kemudian dianeksasi pada tahun 2014.
Pasukan juga berkumpul di dekat Donbas. Lebih dari 14.000 orang telah kehilangan nyawa mereka dalam tujuh tahun konflik sejak pasukan yang didukung Rusia merebut sebagian besar wilayah timur Ukraina.
Sementara itu, pihak berwenang Ukraina mengatakan Moskow mungkin merencanakan serangan militer pada akhir Januari lalu, meskipun pejabat AS mengatakan belum jelas apakah Presiden Putin telah membuat keputusan.
(Susi Susanti)