AUSTRALIA - Seorang pekerja gereja mengklaim dia dipecat gereja setelah disuntik vaksin Covid-19 karena bosnya mengatakan itu "melawan kehendak Tuhan".
The Sun melaporkan Lainie Chait, yang bekerja di gereja di Australia, mengatakan dia kehilangan pekerjaannya setelah beberapa anggota mengetahui dia telah disuntik vaksin.
Dalam sebuah surat yang diperoleh news.com.au, gereja mengklaim keputusan wanita itu untuk divaksin "bertentangan dengan apa yang dituntut dari kita oleh Tuhan Allah dan Pencipta kita".
Surat itu, yang menguraikan pemecatan pekerja, mengecam "apartheid medis yang dipaksakan" dan "tanggapan yang sangat tidak proporsional" terhadap pandemi oleh pemerintah New South Wales.
Gereja menambahkan bahwa "tidak ada anggota komite atau anggota penuh yang dapat diterima jika mereka secara sadar memilih" untuk divaksinasi terhadap Covid-19.
Diketahui, gereja sekaligus klinik kesehatan ini mempromosikan dan menjual pengobatan kesehatan alternatif, menggambarkan kewajiban vaksin sebagai "apartheid medis".
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Anak 6-11 Tahun Gunakan Jarum Sekali Pakai
Chait, dari Byron Bay, mengatakan dia terkejut mengetahui dia dikeluarkan dari gereja dan dia mendukung kebebasan memilih dalam keputusan perawatan kesehatan.
"Selama 25 tahun terakhir saya telah mengatakan 'Saya tidak mau, saya tidak perlu pendekatan Barat', tetapi dalam skenario khusus ini saya melakukannya,” terangnya kepada ABC News.
Dia menuduh gereja memegang standar ganda dengan memilih untuk melayani pelanggan divaksin di pusat-pusat kesehatan tetapi menolak untuk mempekerjakan pekerja yang divaksinasi.
Baca juga: Dilematis, Boleh Tolak Vaksin Covid-19, Tapi Terancam Dipecat dari Pekerjaan