PEMERINTAH telah mengkategorikan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua serta seluruh organisasi dan orang-orang yang tergabung di dalamnya, dan yang mendukung gerakan tersebut, sebagai teroris.
Penetapan status teroris tersebut juga didukung oleh fakta tentang sejumlah kasus kekerasan, dan aksi yang brutal di Papua yang dilakukan oleh orang-orang yang bergabung dalam KKB atau OPM. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, KKB dan kroninya sudah sepatutnya masuk dalam kategori teroris.
Baca juga: 2 Anggota KKB Tewas Pasca-Baku Tembak, Pangdam Cenderawasih: Masih Pembersihan
Bahkan, tak sedikit masyarakat sipil yang menjadi korban keganasan kelompok tersebut. Tak hanya sipil menjadi korban, terakhir Kepala BIN Daerah Papua, Brigjen I Gusti Putu Danny tewas ditembak KKB di Kabupaten Puncak, Papua, beberapa waktu lalu.
Pada awal tahun 2021, teroris KKB telah membakar Pesawat MAF jenis Twin Otter dengan call sign PK- MAO, di Kampung Pagamba, Distrik Biandoga, pada Rabu 6 Januari 2021. Pesawat milik misionaris MAF yang beroperasi untuk melayani masyarakat di wilayah pedalaman itu awalnya ditahan di bandara Kampung Pagamba saat bersiap untuk take off menuju Nabire, Papua.
Sekelompok orang yang mengklaim diri mereka sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat itu mendatangi pesawat dan hendak menyerang pilot serta penumpang yang berada di dalam pesawat. Namun, pilot serta tujuh orang penumpang berhasil diselamatkan oleh pihak tokoh gereja setempat.
Baca juga: Membelot, Eks Prajurit TNI Jadi Komandan Lapangan TPNPB
Pilot bernama Alex Lupice berkebangsaan Amerika Serikat (AS) tersebut lolos dari serangan kelompok separatis bersenjata dan berhasil dievakuasi ke kota Nabire, Papua. Kelompok separatis bersenjata kemudian membakar pesawat MAF yang berada di bandara.
Lalu pada Februari 2021, tersebar data yang berisi daftar lengkap kekerasan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Intan Jaya, Papua selama dua tahun ke belakang. Terhitung 2019 hingga awal 2021.
Daftar Dosa Teroris KKB Sejak 2019
Dimulai dari 25 Oktober 2019, KKB melakukan penembakan terhadap tiga orang tukang ojeg dari Sugapa ke kampung Pugusiga, Intan Jaya. Akibat penyerangan itu, tiga orang meninggal dunia yakni Rizal, La Soni, dan Herianto.
Lalu pada 17 Desember 2019, KKB Papua kembali melakukan tindakan terornya dengan melakukan kontak tembak dengan Satgas Nelangkawi di Ugimbia, Intan Jaya. Akibatnya, Lettu Erizal dan Serda Ramadhan meninggal dunia.
Dua hari berselang, 19 Desember 2019 KKB kembali terlibat baku tembak dengan Satgas Nelangkawi. Mengakibatkan tiga orang terluka, yakni Serda Gunawan, Serda Ari, dan Lettu Arya, serta satu prajurit meninggal dunia atas nama Serda Romadhon. Di tanggal 21 Desember 2019, KKB masih menyerang Satgas Nelangkawi. Hal yang membedakan adalah lokasinya, jika dahulu dilakukan di Ugimbia, saat itu KKB baku tembak di Kampung Wabui, Intan Jaya.
Keesokan harinya, giliran Pasukan Kostrad 433 yang terlibat baku tembak dengan KKB di Ugimbia, Intan Jaya. Atas baku tembak tersebut, Serda Priyadi mengalami luka. Sedangkan pada tahun 2020, eskalasi penyerangan yang dilakukan oleh KKB kepada unsur TNI-Polri, dan masyarakat kian meningkat.
Tanggal 14 Januari, KKB langsung melakukan aksi terornya dengan prajurit Yonif 433 di Kampung Tinggi, Intan Jaya. Tak ada kerugian materil dan personel saat penyerangan terjadi. Kostrad 433 dan KKB kembali terlibat baku tembak di Kampung Joupraru, Intan Jaya, Papua pada 26 Januari yang berakibat satu masyarakar bernama Jekson S mengalami luka.
Bulan Februari masih terhitung enam hari, KKB melakukan pembakaran di Intan Jaya yang mengakibatkan kantor kepala desa, alat berat, dan kios rusak. Tanggal 16 Februari, di Kampung Joupraru kembali terjadi kontak tembak antara KKB dan TNI, akan tetapi tak terjadi kerugian materil maupun personel dalam peristiwa tersebut.
Dan memasuki Tahun 2021, KKB langsung tangcap gas menjalankan aksi teror, diketahui pada tanggal 6 Januari satu unit pesawat MAF Codiak C100 yang terpakir di Bandara Pangamba dibakar. Sehari berselang, tali bendera merah putih di Tebing Bulapa, Intan Jay dipotong oleh KKB.
Terdengar pula bunyi tembakan di lokasi yang sama. Satgas 400/BR turut terlibat baku tembak dengan KKB di tanggal 10 Januari, dan berakibat Pratu Agus Kurrniawan meninggal. Data terakhir, di tanggal 22 Januari 2021 Satgas 400/BR dan KKB kembali baku tembak, dengan korban jiwa Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani meninggal dunia.
Dan masih banyak lagi deretan dosa-dosa yang dilakukan oleh teroris KKB di tanah Cendrawasih itu. Oleh karena itu, pemerintah tidak akan berkompromi dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang berulah di Papua. Sejak awal 2021, beberapa kali terjadi tindak pidana yang membuat situasi keamanan tidak kondusif di Kabupaten Intan Jaya.
“Pemerintah tidak akan berkompromi dengan KKB di Provinsi Papua, yang nyata-nyata mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Pemerintah bertanggungjawab dan terus memberikan perlindungan maksimal bagi segenap warga negara, termasuk masyarakat di Kabupaten Intan Jaya dari ancaman KKB,” kata Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP), Jaleswari Pramodhawardhani pada Jumat 12 Februari 2021.
Dani pun meminta aparat keamanan untuk mengambil tindakan terukur dan sejalan dengan peraturan perundang-undangan guna menciptakan keamanan bagi masyarakat di Intan Jaya. Selain itu, Pemprov Papua juga saat ini meminta kehadiran Pemerintahan Kabupaten Intan Jaya kembali ke wilayah kerjanya.
Aparat dan Pendeta Jual Senpi ke KKB
Namun sangat disayangkan, di tengah-tengah pemerintah menindak teroris KKB, ada oknum Polri/TNI yang menjual senjata api kepada KKB. Sebanyak lima orang yang ditangkap, namun anggota masih terus mendalami guna mengungkap lebih jauh jaringan tersebut.
Kelima orang tersebut adalah RWH, DJ alias Joni, RN dan MA diamankan Senin 22 Februari 2021, serta R ditangkap Selasa 23 Februari 2021. Dijelaskannya, dari lima orang yang diamankan satu di antaranya mantan anggota TNI AD yakni DJ alias Joni. Kelompok itu diamankan beserta 42 amunisi berbagai kaliber, dua pucuk senjata api, airsoft gun serta uang yang diduga untuk membeli senjata api dan ditangkap diberbagai lokasi di sekitar Nabire.
Lalu ada juga, dua oknum anggota polisi ditangkap Polda Maluku yang diduga menjual senjata api (senpi) kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB). Polda Maluku melakukan koordinasi dengan Polda Papua Barat, serta Polres Bintuni terkait penangkapan seorang tersangka yang membawa senpi dan amunisi dari Kota Ambon.
Tak hanya dari kalangan aparat, seorang Pendeta bernama Paniel Kogoya diduga menjual senjata api (senpi) ke kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua sejak tahun 2018 silam. Sebelumnya, polisi menangkap Paniel Kogoya (PK) setelah mendapat informasi dari Didy Chandra Warobay (DC) dan Fuad Arisetyadi (FA), yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka kepemilikan senjata api.
Tak tangung-tanggung, Didy Chandra Warobay (DC) dan Fuad Arisetyadi (FA) membeli senjata api sebanyak 4 pucuk. Saat itu mereka mengaku memiliki dana Rp1 miliar. Dengan rincian 2 pucuk senjata M16 dan 2 pucuk senjata SS1.
Tak hanya itu, Satgas Nemangkawi menangkap Etius Baye salah seorang Camat atau kepala Distrik Yahukimo Papua. Dia diduga telah berkonspirasi dan menjadi penyalur dana ke teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Tersangka Etius Baye adalah sosok yang mengundang Tenius Gwijangge untuk bergabung dalam KKB Yahukimo.
“Jadi semua keperluan KKB di Dekai disiapkan oleh Etius Baye,” kata Direskrimum Polda Papua, Kombes Faisal Ramadhani.
Berikutnya, YH yang diduga kuat terlibat pembunuhan empat pekerja bangunan di Kampung Bingky, Distrik Seradala, pada 29 Juni 2021. Kemudian Y, yang merupakan keponakan dari Etius Baye yang bertugas menyediakan logistik bagi KKB. Lalu EH ditahan karena berperan sebagai sopir kendaraan yang mengangkut KKB Papua. Keempat tersangka saat ini ditahan di Mapolres Yahukimo.
Pemerintah Kerahkan Pasukan Setan dan Macan Kumbang TNI AD Buru KKB
Pada Kamis 29 April 2021, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menetapkan Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua sebagai Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT). Oleh karena itu, ia meminta kepada TNI, Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk menindak dengan cepat dan tegas.
Status teroris terhadap KKB tersebut karena telah melakukan tindakan pembunuhan dan kekerasan secara brutal yang dilakukan secara masif. TNI-Polri diminta untuk melakukan tindakan tegas terhadap kelompok separatis itu.
Salah satu pasukan yang bakal ditugaskan adalah prajurit TNI dari Yoinif 315/Garuda yang dikenal dengan Pasukan Setan. Tim ini bakal ditugaskan untuk memberantas KKB di wilayah Papua.
Yonif Garuda yang berjuluk Pasukan Setan ini memiliki sejumlah kemampuan mumpuni dalam melaksanakan tugas operasi militer perang (OMP), maupun selain perang OMSP. Para personelnya sudah menjalani latihan taktik dan teknik pertempuran, termasuk menembak. Selain itu, mereka memiliki kemampuan mengendus atau mencium musuh dengan baik. Dengan kemampuan itulah, Yonif Garuda mendapat julukan Pasukan Setan.
Prajurit TNI dari Yonif Mekanis 521/DY Macan Kumbang menambah kekuatan menghadapi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Sambil membawa bendera perang, pasukan ini akan bergabung dengan Batalion Infanteri 315/Garuda Kodam III Siliwangi atau ‘Pasukan Setan’ yang telah lebih dulu berangkat.
Sebanyak 400 anggota Macan Kumbang akan melaksanakan tugas operasi selama 9 bulan di Papua. Sebelum berangkat, mereka sudah melaksanakan Penciuman Tunggul batalyon dan Bendera Perang Yonif Mekanis 521/DY.
Komandan Teroris KKB Demius Magayang Ditangkap
Satuan Tugas (Satgas) Operasi Nemangkawi berhasil menangkap Demius Magayang alias Temius Magayang, pentolan teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) wilayah Yahukimo yang sangat meresahkan.
Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal menyebutkan, Temius Magayang merupakan Komandan Operasi KKB XVI Wilayah Yahukimo dan sekaligus buronan Daftar Pencarian Orang (DPO) sederet kasus pembunuhan di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo.
"Temius Magayang pelaku penganiayaan berat terhadap staf KPUD Yahukimo Henry Jovinski," kata Kamal dalam keterangannya di Jakarta.
Kejahatan lain yang dilakukan Temius Magayang, kata Kamal, yakni pembunuhan terhadap Muhamad Toyib di Jalan Bandar pada tanggal 18 Mei 2021, dan pembunuhan terhadap dua orang anggota Satgas Pemrahwan 432/SWJ di ujung Bandara Nop Goliat Dekai.
Kamal menerangkan, Temius Magayang ditangkap oleh tim gabungan Satgas Operasi Nemangkawi bersama Polres Yahukimo pada Sabtu (27/11) kemarin. Tim gabungan, kata Kamal, berhasil mengetahui keberadaan DPO atas nama Temius Magayang di seputaran PT Indopapua Jalan Gunung, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo.
Puluhan Aparat Gugur dalam Memberantas KKB
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) teroris Papua sejak tahun 2018 telah melakukan aksi teror sebanyak 215 kali. Pada periode itu, sebanyak 27 anggota TNI dan 9 polisi gugur. Selain itu, 59 masyarakat sipil menjadi korban tewas dan korban luka sebanyak 53 masyarakat sipil, 51 anggota TNI, dan 16 Polisi.
Dilansir dari MNC Media, salah satu inisiasi KKB adalah Lekagak Telenggen yang kini memimpin organisasi tersebut bersama 3 orang lainnya. Ketiga orang tersebut adalah Thitus Murib Kwalik sebagai panglima tertinggi komandan militer daerah III, Sabinus Waker, dan Egianus Kogoya. Setiap pimpinan memiliki anggota sebanyak 50-60 orang dengan kekuatan senjata yang biasanya diperoleh dengan merampas TNI atau Polri.
Kasad Jenderal TNI Dudung: KKB Bukan Musuh Kita
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman melakukan rangkaian kunjungan kerja di wilayah Indonesia bagian timur, pada Rabu 23 November 2021. Kunjungan kerja diawali dengan mengunjungi satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih.
Jenderal Dudung berpesan agar Satgas TNI AD yang bertugas di Papua jangan menganggap Kelompok Separatis Teroris (KST) sebagai musuh. Namun, menganggap mereka sebagai rakyat yang perlu dirangkul dengan hati yang suci dan tulus, serta diberi pemahaman tentang NKRI.
"Ajak mereka untuk bersama-sama bergabung membangun Papua, karena mereka adalah saudara se-Tanah Air," kata Dudung.
Hal tersebut pun diamini oleh Wakil Presiden RI, Maruf Amin. Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi mengatakan, Wapres memberikan apresiasi kepada KSAD yang berencana akan melakukan pendekatan keamanan di Papua melalui pendekatan humanistik.
“Wapres sangat mengapresiasi gagasan yang dikemukakan oleh KSAD yang akan dilakukan secara lebih humanis,” ungkapnya.
Menurut Masduki, pendekatan humanistik akan mampu menarik simpati rakyat sehingga mempermudah proses pendekatan keamanan bagi masyarakat Papua.
“Pendekatan ini punya perspektif yang bisa membangun suasana kedamaian dan keakraban di Papua,” tutur Masduki.
Lebih jauh, Masduki menambahkan bahwa pemikiran Wapres sejalan dengan gagasan yang dikemukakan oleh Jenderal Dudung dan di minggu sebelumnya terdapat pembahasan yang sama dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
“Yang dikemukakan oleh Bapak KSAD ini memang sejalan dengan pikiran Bapak Wapres, dan dengan Bapak Andika ternyata gagasannya sama. Jadi, antara gagasan Wapres, KSAD, dan Panglima TNI itu in line,” tuturnya.
Puluhan Anggota KKB Yapen Papua dan NRFPB Menyerahkan Diri
Puluhan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Kampung Ambaidiru Distrik Kosiwo, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua menyerahkan diri pada Sabtu 18 Desember 2021. Mereka mendatangi Mapolres Kepulauan Yapen untuk menyatakan diri kembali bergabung dengan NKRI.
Ikrar bergabungnya puluhan anggota KKB ke NKRI ini disaksikan Kapolres Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi, Dandim 1709/Yawa Letkol Inf Catur Prasetyo, Asisten II Setda Yapen dan Kepala Kesbangpol Kepulauan Yapen.
"Kami selaku aparat keamanan di sini, Polres Kepulauan Yapen dan Kodim 1709/Yawa mempunyai komitmen yang tinggi untuk menjaga wilayah kita, di mana masyarakat Yapen telah kami anggap sebagai bagian dari keluarga" kata AKBP Ferdyan Indra Fahmi.
Dia menambahkan bahwa di samping melaksanakan kegiatan penegakan hukum, pihaknya terus melakukan upaya penegakan secara persuasif dan humanis. "Kami akan terus memberikan pemahaman serta meyakinkan saudara-saudaraku semuanya bahwa aparat TNI-Polri yang ada di Kepulauan Yapen ini bukan sebagai musuh tapi sebagai keluarga," ujarnya.
Selain itu, sejumlah KKB yang tergabung dalam Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB) yang berada di kampung Sima Distrik Yaur Kabupaten Nabire menyerahkan diri.
Sebelumnya mereka direkrut oleh Alex Hamberi (Gubernur NRFPB Wilayah Mepago) yang juga telah menyerahkan diri dan menyatakan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
(Awaludin)