Korut Tembakkan 2 Rudal Jelajah, Uji Coba Kelima Tahun Ini

Rahman Asmardika, Jurnalis
Rabu 26 Januari 2022 10:03 WIB
Foto: Reuters.
Share :

SEOUL - Korea Utara pada Selasa (25/1/2022) menembakkan dua rudal jelajah ke laut lepas pantai timurnya, kata militer Korea Selatan. Peluncuran itu dilakukan Pyongyang di tengah meningkatnya ketegangan atas serangkaian uji coba senjatanya baru-baru ini.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan tidak merinci jangkauan atau lintasan rudal, tetapi mengatakan sedang melakukan analisis bersama dengan pihak berwenang Amerika Serikat (AS).

BACA JUGA: Korut Luncurkan 2 Rudal Balistik dari Bandara Pyongyang

Peluncuran itu adalah yang kelima yang dilakukan Korea Utara tahun ini. Sebelumnya Pyongyang telah melakukan uji coba peluru kendali taktis, dua "rudal hipersonik" yang mampu mencapai kecepatan tinggi dan bermanuver setelah lepas landas, dan sistem peluru kendali yang dibawa kereta api.

Ketegangan telah meningkat, dengan pemimpin Kim Jong Un berjanji pekan lalu untuk mendukung militer dan memperingatkan dia bisa mencabut moratorium pengujian bom atom dan rudal jarak jauh.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington mengetahui laporan peluncuran terbaru itu dan melakukan analisis dengan Korea Selatan dan Jepang. Pejabat itu tidak memberikan rincian tetapi menegaskan kembali bahwa Washington tetap terbuka untuk berdialog dengan Pyongyang.

BACA JUGA: Korut Luncurkan Proyektil Tak Dikenal, Uji Coba Rudal Kedua dalam Sepekan

"Secara umum, seperti yang telah kami katakan, tujuan kami tetap denuklirisasi lengkap di semenanjung Korea. Kami tetap siap untuk terlibat dalam diplomasi yang serius dan berkelanjutan tanpa prasyarat untuk membuat kemajuan yang nyata," jelasnya sebagaimana dilansir Reuters.

Pada saat yang sama, juru bicara itu mengatakan, Amerika Serikat akan melanjutkan upaya koordinasi dengan masyarakat internasional untuk mencegah kemajuan program senjata pemusnah massal dan rudal balistik Korea Utara.

Korea Utara belum meluncurkan rudal balistik antarbenua atau senjata nuklir sejak 2017, tetapi mulai menguji sejumlah rudal jarak pendek setelah pembicaraan denuklirisasi terhenti setelah pertemuan puncak yang gagal dengan Amerika Serikat pada 2019.

Maraknya uji coba rudal Korea Utara baru-baru ini membuat AS mendorong PBB untuk memberlakukan sanksi baru, langkah yang ditanggapi keras oleh Pyongyang.

Dewan Keamanan PBB melarang Korea Utara melakukan peluncuran apa pun yang menggunakan teknologi balistik, tetapi bukan rudal jelajah. China dan Rusia baru-baru ini menyerukan penghapusan larangan ekspor patung, makanan laut, dan tekstil Pyongyang, dan menaikkan batas impor minyak sulingan.

Menteri Unifikasi Korea Selatan Lee In-young, yang bertanggung jawab atas hubungan lintas batas, mendesak Korea Utara untuk kembali ke pembicaraan dan tidak meningkat ketegangan lebih jauh.

"Sementara secara menyeluruh mempersiapkan tes tambahan, kami ingin menekankan lagi bahwa dialog dan kerja sama adalah satu-satunya cara untuk perdamaian," katanya dalam pertemuan dengan diplomat asing yang berbasis di Seoul.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno tidak mengonfirmasi tes terbaru tetapi mengatakan Tokyo akan bekerja dengan tetangga untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang diperlukan.

Korea Utara mengatakan pihaknya terbuka untuk pembicaraan, tetapi hanya jika Amerika Serikat dan sekutunya membatalkan langkah-langkah "kebijakan bermusuhan" seperti sanksi dan latihan militer.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya