Laporan tersebut mendokumentasikan penjarahan massal di Kobo dan Chenna ketika penduduk menuduh pejuang Tigray telah mencuri harta milik dari rumah dan toko mereka dan menjarah dan merusak properti publik, termasuk klinik medis dan sekolah.
"Penjarahan dan perusakan fasilitas medis membuat para penyintas pemerkosaan dan penduduk lain yang membutuhkan perawatan medis tidak dapat memperoleh perawatan secara lokal, memaksa mereka untuk menunggu sampai mereka dapat mencapai rumah sakit di Debark, Gondar dan Bahir Dar beberapa minggu kemudian," ungkap laporan itu.
Sementara itu, Amnesty mengatakan TPLF tidak menanggapi permintaan mereka untuk berkomentar.
Diketahui, konflik di wilayah Tigray Ethiopia meletus pada November 2020 dan menyebar ke wilayah tetangga Amhara dan Afar pada Juli 2021. Semua pihak yang berkonflik telah dituduh melakukan kekejaman yang merupakan kejahatan perang.
(Susi Susanti)