2. Musa Jalil
Bagi Uni Soviet, Musa Jalil merupakan sosok penyair yang berani. Namanya telah menjadi simbol keberanian, kepahlawanan, dan pengabdian tanpa batas untuk negaranya. Dalam perang melawan Nazi Jerman, penyair asal Tatar ini menjadi komisaris politik sebuah unit militer Tentara Merah. Ia bertanggung jawab atas pendidikan ideologi politik para prajurit.
Pada 1942, Jalil bergabung dengan legiun Idel-Ural milik Jerman. Masuknya Jalil ke legiun ini bukanlah untuk membela Nazi. Ia berencana menghancurkan unit militer tersebut dari dalam. Sebagai tokoh kunci gerakan bawah tanah dalam legiun itu, Jalil dipercaya untuk menyebarluaskan propaganda Nazi di kamp tawanan perang. Namun, kesempatan ini justru digunakannya untuk merekrut anggota guna melawan Jerman. Terbukti, batalion pertama Idel-Ural yang dikirim ke medan peperangan malah menggempur habis para perwira Jerman.
Pada Agustus 1943, Musa Jalil ditangkap. Setahun berikutnya, ia dipenggal. Dalam waktu yang lama, Jalil dicap sebagai pengkhianat di Uni Soviet karena dianggap telah mengkhianati negerinya. Setelah perang, namanya pun dibersihkan. Pada 1956, Musa Jalil mendapat gelar Pahlawan Uni Soviet. Selain itu, ia juga memperoleh penghargaan Lenin Prize atas karyanya yang berjudul The Moabit Notebooks. Keduanya dianugerahkan secara anumerta.