UKRAINA - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah mengaktifkan NATO Response Force (NRF), menandai pertama kalinya aliansi telah mengaktifkan kekuatan 40.000 tentara siap bertugas melalukan "pencegahan dan pertahanan". Ini artinya 8.500 tentara Amerika Serikat (AS) yang telah ditempatkan di sana pada akhir Januari lalu bisa segera dikirim ke ke Eropa.
Keputusan itu menyusul pertemuan para menteri NATO Jumat (25/2) pagi di Brussels. Untuk dapat diaktifkan, 30 anggota NATO semuanya harus setuju untuk mengaktifkan kekuatan tersebut, yang berada di bawah komando Jenderal Told Wolters, Panglima Tertinggi Sekutu NATO.
Kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi itu mengerahkan pasukan respon cepat untuk pertama kalinya untuk meningkatkan pertahanan dalam menghadapi invasi Rusia ke Ukraina.
"Ini masih situasi yang cair. Apa yang telah kita lihat adalah bahwa pasukan Ukraina bertempur dengan berani dan benar-benar mampu menimbulkan kerusakan pada pasukan Rusia yang menyerang," kata Stoltenberg setelah pertemuan puncak video para pemimpin NATO.
Baca juga: Putin: Ukraina Bergabung ke NATO Berpotensi Picu Perang Rusia-Prancis
"Ini adalah invasi penuh ke Ukraina. Mereka bergerak menuju Kiev dan tujuan yang dinyatakan adalah untuk mengubah pemerintah Ukraina,” lanjutnya.
Baca juga: Ukraina Memanas, AS Siagakan 8.500 Pasukan untuk Hadapi Rusia
Stoltenberg memperingatkan bahwa agresi Kremlin telah menciptakan "normal baru", mengancam keamanan Eropa yang lebih luas di luar anggota non-NATO Ukraina.