WARGA Kota Pelabuhan Mariupol, Ukraina, mengatakan kepada BBC, mereka berusaha bertahan dari gempuran artileri Rusia yang menghantam kawasan permukiman dan memutus jaringan listrik dan air.
"Tidak ada penerangan, tak ada pemanas ruangan, dan sekarang tidak ada air selama dua hari penuh dan persediaan makanan hampir habis," kata Maxim (27) seorang pengembang IT yang berlindung di apartmenen nenek dan kakeknya, Kamis (3/3/2022), mengutip BBC.
"Makanan dan obat-obatan tidak masuk ke Mariupol sekarang. Pemerintah berusaha menyalurkan roti dan air minum tapi sekarang sudah habis," katanya.
"Saya sempat mengisi bak mandi sebelum saluran air mati. Ada sekitar lima liter yang tersisa."
Maxim meninggalkan apartemennya setelah invasi Rusia pekan lalu dan kemudian tinggal bersama kakek dan neneknya yang berusia 80-an tahun dan tidak bisa meninggalkan apartemen mereka di lantai enam.
Ketiganya berlindung di lorong apartemen, tanpa pemanas suhu di tengah musim dingin, dan bersembunyi dari tembakan.
Mariupol berpenduduk 400.000 jiwa.
Kota ini adalah sasaran strategis bagi Rusia karena dengan menguasainya, kelompok pemberontak di Ukraina timur dapat bergabung dengan pasukan di Krimea di semenanjung selatan yang dicaplok Rusia pada 2014.
Kementerian Pertahanan Rusia mendorong warga sipil untuk melarikan diri dari Mariupol selama jeda kemanusiaan, tetapi para warga mengatakan gempuran tidak pernah berhenti.
Wakil Wali Kota Mariupol, Sergiy Orlov, mengatakan kepada BBC, seluruh jaringan air, sanitasi, dan listrik sudah tidak berfungsi.
"Kami mempunyai 15 jaringan listrik utama dan semuanya putus. Semuanya putus, hancur karena tembakan artileri. Hanya suplai gas yang mengalir," katanya pada Kamis (3/3/2022).
Ia menambahkan, situasi di Mariupol parah sekali dan nyaris mengalami bencana kemanusiaan.
Peningkatan gempuran terhadap Mauriupol terjadi ketika pasukan Rusia telah mengendalikan kota penting, Kherson, di Ukraina selatan setelah berlangsung bertempuran sengit, kata wali kota.
Igor Kolykhaev mengatakan serdadu Rusia memaksa masuk Balai Kota dan langsung memberlakukan jam malam di Kherson, kota pelabuhan yang berpenduduk lebih dari 280.000 jiwa.
Ia mendesak pasukan Rusia untuk tidak menembak warga seraya menambahkan bahwa tidak ada tentara Ukraina di kotanya.