WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Tony Blinken mengatakan kepada CBS News pada Minggu (6/3) bahwa Washington telah memberikan "lampu hijau" kepada anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk memasok jet tempur ke Ukraina.
Blinken berbicara setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak anggota parlemen AS untuk campur tangan dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia.
Ditanya apakah anggota NATO dapat mulai mengirim pesawat ke Ukraina, Blinken mengatakan "itu sudah mendapat lampu hijau." Diplomat top AS itu kemudian mengatakan bahwa Washington sudah bekerja dengan pejabat Polandia untuk "mengisi ulang" setiap pesawat yang mereka kirim ke Ukraina - yang berarti AS akan mengganti setiap pesawat Polandia yang diberikan ke Kiev dengan pesawat AS.
Baca juga: NATO Tolak Zona Larangan Terbang, Zelensky: Rusia Dapat Lampu Hijau Bombardir Ukraina
Mendukung pengiriman jet ke Ukraina menjadi jalan tengah bagi AS antara intervensi aktif di Ukraina dan pembalasan ekonomi murni terhadap Moskow. Pemerintah di Kiev tidak merahasiakan keinginannya agar AS melakukan intervensi militer. Sebelumnya Zelensky mendesak anggota parlemen AS pada Sabtu (5/3) untuk menegakkan "zona larangan terbang" di atas Ukraina. Tindakan seperti itu akan membuat AS dan sekutu NATO mana pun yang bersedia berkomitmen untuk menembak jatuh pesawat Rusia, sesuatu yang secara eksplisit dikatakan Moskow akan dianggap sebagai tindakan perang.
Baca juga: Berbicara dengan Menlu AS, Menlu Ukraina: Kita Akan Memenangkan Perang
AS dan NATO telah mengesampingkan zona larangan terbang, dan berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina.
Namun, pengiriman jet tempur ke Ukraina sejauh ini tidak terbukti sederhana atau mudah begitu saja. Uni Eropa (UE) menjanjikan pesawat tempur ke Ukraina akhir bulan lalu, tetapi menghadapi dua rintangan signifika. Yakni menemukan jet yang dapat diterbangkan oleh pilot Ukraina, dan kemudian menemukan negara yang bersedia mengirimkannya dari bandara mereka.
Angkatan Udara Ukraina menggunakan jet MiG-29 dan Sukhoi Su-24, Su-25, dan Su-27 yang dirancang Soviet dalam peran tempur, dan dengan Su-25 yang digunakan oleh Bulgaria dan MiG-29 yang digunakan oleh Polandia, Bulgaria dan Slovakia, jet perlu dipasok dari negara-negara ini.
Tak lama setelah pengumuman UE, Polandia menyatakan bahwa mereka tidak akan mengirim jet ke Ukraina atau mengizinkan bandaranya digunakan untuk pengiriman. Bulgaria dan Slovakia kemudian menyatakan bahwa mereka tidak akan mengambil bagian dalam kesepakatan apa pun, yang secara efektif mematikan rencana pasokan senjata UE.
Namun, pernyataan Blinken pada Minggu (6/3) menunjukkan bahwa rencana tersebut mungkin telah ‘dihidupkan’ kembali, tetapi oleh AS dan Polandia daripada UE. Blinken tidak memberikan indikasi seberapa cepat pesawat Polandia dalam perjalanan ke Ukraina, tetapi mengatakan bahwa diskusi antara Washington dan Warsawa berlangsung “aktif.”
(Susi Susanti)