"Merdeka atau Mati", Ketika Anak Muda Ukraina Terinspirasi Sumpah Pemuda Indonesia

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Sabtu 12 Maret 2022 01:10 WIB
Mahasiswa Ukraina terinspirasi dari perjuangan kemerdekaan dan Sumpah Pemuda Indonesia.
Share :

'Kalau diperlukan, saya akan ambil senjata'

Di Kremenets, Yuliia mengatakan rutinitasnya sehari-hari adalah menelpon teman-temannya yang berada di daerah-daerah yang menghadapi gempuran berat, serta menjadi sukarelawan.

"Kami baca berita setiap pagi dan menelpon semua teman yang ada di Mariupol, di Kharkiv, apakah mereka masih hidup. Ini rutinitas pagi kami. Itu sudah rutin. Sering ada sirene, lima kali per hari, kami semua ke shelter, bisa jadi ada bom yang bisa jatuh," ceritanya.

"Ada teman sekelas yang ambil senjata dan terbunuh kemarin, dia seumur saya, 25 tahun. Banyak teman saya yang menjadi pilot dan sedang berjuang," katanya lagi.

Kremenets, tempat dia berada saat ini, sangat kecil, kata Yulia. "Tapi di sini ada lima pusat sukarela, teman sekota saya banyak yang menjadi sukarelawan, ada yang menjadi prajurit atau membantu logistik."

"Kalau diperlukan saya akan ambil senjata. Sekarang banyak pusat sukarela untuk memasak bagi prajurit yang sekarang berjuang. Banyak organisasi pertahanan daerah. Laki-laki banyak yang ambil senjata untuk melindungi daerah kami. Kami juga mencari shelter (tempat perlindungan) untuk mereka yang datang dari daerah yang dikuasai."

Yuliia - yang bekerja di perusahaan informasi teknologi - mengatakan mereka yang bekerja tetap melakukan pekerjaan mereka.

"Kami tetap terima gaji penuh dan tidak dipotong. Semua orang pensiun juga terima uang mereka. Saya belum pernah melihat pemerintah memberikan bantuan yang luar biasa seperti yang kami terima sekarang ini."

"Kami coba bekerja seperti biasa. Saya punya pekerjaan tetap dan juga suami saya. Kami harap perang akan selesai dan kami perlu meningkatkan perekonomian Ukraina."

'Saya anak Bandung'

Dari puluhan orang lulusan Program Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Taras Shevchenko, belum semua mendapatkan kesempatan untuk studi di Indonesia, sebagian terkendala pandemi Covid.

Bagi Yuliia, studi di Universitas Padjajaran Bandung selama enam bulan merupakan peluang baginya untuk melihat sisi lain dari Indonesia.

Dia mengatakan pada awalnya dia dan teman-temannya tertarik ke Indonesia dari sisi pariwisata.

"Tapi ada yang lebih dari pulau-pulau Indonesia yang jumlahnya lebih dari 17.000 itu. Ada sejarahnya, ada sastranya, ada budayanya," kata Yulia.

"Ada Bhineka Tunggal Ika. Ini yang paling saya hormati dari semuanya. Banyak suku, banyak bahasa yang berbeda, Jawa, Sunda, Bali, dan lain-lain, tapi tinggal damai dan tidak ada ada konflik apapun. Bisa tinggal bersama.

"Waktu saya ke Jakarta, ada Gereja Katolik (katedral) di seberang jalan Masjid Istiqlal. Saya pikir bagaimana itu bisa? Berbeda tapi satu, itu yang luar biasa."

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya