Adu domba itu menyebabkan pecah perang saudara pertama di Majapahit. Kematian Nambi juga tak luput dari mulut berbisa Mahapati.
Namun, kebusukan yang disimpannya tak bertahan lama. Pada pemberontakan Kuti 1319, yang berhasil ditumpas Gajah Mada, terbongkar borok Mahapati. Akhirnya, Mahapati pun dihukum mati dengan cara cineleng celeng, yang berarti dicincang sadis seperti babi hutan.
Sebenarnya tidak ada prasasti yang secara gamblang menyebutkan nama asli Mahapati. Sejarawan Slamet Muljana menyebutkan bahwa Mahapati adalah Mahapatih Dyah Halayudha.
Tertulis dalam Prasasti Sidateka tahun 1323, Dyah Halayudha diangkat sebagai patih menggantikan Nambi. Hal ini cocok dengan ambisi Mahapati untuk menjadi Mahapatih Majapahit.
• Gajah Enggon
Usai Perang Bubat, Hayam Wuruk bersedih atas kematian Dyah Pitaloka, dan Gajah Mada memutuskan mengundurkan diri sebagai mahapatih. Kekosongan posisi itu membuat Hayam Wuruk melakukan sidang Dewan Sapta Prabu dan mentapkan Gajah Enggon sebagai Mahapatih Majapahit selanjutnya.