JERMAN – Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berencana untuk memperdalam kerja samanya dengan mitra di Asia sebagai tanggapan atas meningkatnya "tantangan keamanan" yang datang dari China, yang menolak untuk mengutuk operasi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.
Sekretaris Jenderal blok pimpinan Amerika Serikat (AS) Jens Stoltenberg mengungkapkan selama konferensi pers pada Selasa (5/4), blok tersebut akan menjadi tuan rumah menteri luar negeri dari negara-negara anggota serta Finlandia, Swedia, Georgia, dan Uni Eropa.
Namun, pejabat kelahiran Norwegia itu juga mencatat bahwa mitra Asia-Pasifiknya – seperti Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Korea Selatan – telah diundang juga.
Dia menyatakan bahwa krisis keamanan saat ini memiliki implikasi global.
Para menteri akan membahas konsep strategis baru yang akan menjelaskan konflik militer di Ukraina, tetapi juga akan mencakup untuk pertama kalinya masalah pengaruh yang tumbuh dan kebijakan koersif China di panggung global yang menimbulkan tantangan sistemik bagi keamanan dan demokrasi.
“Kami melihat bahwa China tidak mau mengutuk agresi Rusia dan telah bergabung dengan Moskow dalam mempertanyakan hak negara-negara untuk memilih jalan mereka sendiri,” terangnya.