JAKARTA - Fenomena pemanasan global atau yang biasa disebut global warming banyak dibicarakan dalam beberapa tahun belakangan ini. Ilmuwan pertama yang mencetuskan istilah pemanasan global adalah Wallace Broecker di tahun 1975. Broecker merupakan ahli geokimia dari Universitas Columbia, Amerika Serikat.
Melalui sebuah artikel terbitan 1945 itu, Broecker menggunakan istilah pemanasan global untuk menggambarkan dan memprediksi adanya tingkat kenaikan karbon dioksida pada atmosfer bumi. Efeknya, tentu akan menimbulkan pemanasan. Merujuk pada sebuah tulisan bertajuk “Pemanasan Global: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya”, karya Dosen Biologi FMIPA Universitas Negeri Gorontalo, Ramli Utina, pemanasan global adalah bentuk tak seimbangnya ekosistem di bumi karena naiknya suhu rata-rata atmosfer.
Baca juga: India Keluarkan Peringatan Gelombang Panas Parah, Jutaan Orang Lemas Kehabisan Tenaga
“Pemanasan global diperkirakan telah menyebabkan perubahan-perubahan sistem terhadap ekosistem di bumi, antara lain; perubahan iklim yang ekstrem, mencairnya es sehingga permukaan air laut naik, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi,” kata Ramli dalam tulisannya itu. Kondisi ini menimbulkan dampak signifikan bagi bumi dan kehidupan manusia. Contohnya adalah hilangnya gletser, punahnya hewan, serta terpengaruhnya hasil pertanian.
Baca juga: Dampak Pemanasan Global, Suhu di Hampir Semua Provinsi Indonesia Meningkat Lebih Cepat