PORT AU PRINCE – Setidaknya 148 orang tewas di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, sejak dua geng yang berseteru melancarkan perang habis-habisan akhir bulan lalu, kata organisasi hak asai manusia (HAM) pada Selasa (10/5/2022). Beberapa dari korban dilaporkan tewas dibakar hidup-hidup.
"Setidaknya 148 orang dibunuh, termasuk tujuh bandit (...) yang dieksekusi oleh pemimpin mereka, antara 24 April dan awal Mei,” kata Jaringan Nasional untuk Pertahanan Hak Asasi Manusia (RNDDH), setelah penyelidikan dilakukan di lingkungan utara ibu kota tempat perang geng berkecamuk.
RNDDH mengecam "pembantaian kekejaman yang luar biasa", mengatakan bahwa orang-orang dibunuh oleh peluru dan pisau, sementara beberapa korban dibakar hidup-hidup "di dalam rumah mereka sendiri yang dibakar" atau "di jalan-jalan, dengan ban."
“Sebagian besar wanita dan anak perempuan yang terbunuh telah diperkosa sebelumnya” mereka dibunuh, kata organisasi itu sebagaimana dilansir AFP.
Organisasi Itu mengatakan mereka mengetahui kuburan massal dengan 30 mayat, dikubur oleh salah satu geng karena mayat-mayat itu dibiarkan membusuk di jalan di bawah terik matahari. Mayat lainnya dibuang oleh para pembunuh ke dalam sumur atau jamban.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Jumat (6/5/2022) mengatakan bahwa mereka telah mengetahui pembunuhan setidaknya 75 warga sipil dalam peningkatan kekerasan terbaru ini, termasuk perempuan dan anak-anak.
Setidaknya 9.000 penduduk di lingkungan yang terkena dampak telah meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke kerabat atau tempat sementara, seperti gereja dan sekolah.