Pejabat itu mengatakan kekhawatiran itu telah diangkat dengan Arab Saudi. Dia menambahkan bahwa "kontak dan diplomasi" dengan negara itu telah "meningkat baru-baru ini."
Namun, pertemuan kemungkinan akan memicu beberapa kontroversi di AS. Bahkan sebelum perjalanan Biden diumumkan secara resmi, rencana itu telah menarik perhatian dari kelompok-kelompok yang menuduh Kerajaan Arab melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia.
Dalam sebuah surat kepada Presiden pada Kamis (2/6/2022), sebuah kelompok yang mewakili anggota keluarga dari mereka yang tewas dalam serangan teror 11 September 2001, mendesak Biden untuk meningkatkan peran Arab Saudi dalam serangan itu jika dia bertemu dengan putra mahkota atau pemimpin lain di Riyadh.
"Sangat penting bahwa Anda memprioritaskan pertanggungjawaban untuk 9/11 dalam setiap percakapan antara anggota pemerintahan Anda dan pejabat Saudi hingga dan termasuk Anda sendiri dengan Putra Mahkota atau anggota keluarga kerajaan Saudi lainnya," tulis kelompok itu.
Pemerintah Saudi telah membantah keterlibatan pemerintah dalam serangan itu. Namun tuduhan keterlibatan pemerintah Saudi telah lama menjadi subyek perselisihan di Washington. Diketahui 15 dari 19 teroris Al Qaeda yang membajak empat pesawat AS pada 11 September 2001, adalah warga negara Saudi.
(Susi Susanti)