Pemerintah Ukraina menilai serangan di Kharkiv, yang dikabarkan telah membunuh setidaknya 20 orang, sebagai langkah Rusia untuk memaksa Ukraina menarik pasukannya dari medan-medan pertempuran utama di Donbass guna melindungi warga sipil.
"Penjajah Rusia tidak berhenti membombardir warga sipil," kata Gubernur Wilayah Kharkiv Oleh Synehubov di aplikasi pesan Telegram.
"Ini adalah bukti bahwa kami tak bisa mengharapkan skenario yang sama seperti di Chernihiv atau Kiev, di mana pasukan Rusia mundur di bawah tekanan," kata dia sebagaimana dilansir dari Antara.
Pertempuran di Kota Severodonetsk, garis depan di wilayah timur di mana ratusan warga sipil terperangkap di sebuah pabrik kimia, diwarnai saling klaim antara Ukraina dan Rusia sebagai penguasa kota itu.
Gubernur wilayah Luhansk Serhiy Gaidai mengatakan pada Rabu malam bahwa pasukan Rusia terus menambah tentara di Severodonetsk untuk mengepung tentara Ukraina.
Dia menolak klaim Rusia bahwa militernya telah mengendalikan kota itu.
"Pertempuran masih berlangsung," kata dia di televisi Ukraina. "Pasukan Rusia tidak punya kendali penuh."
Rusia mengatakan tentara Ukraina di Severodonetsk terjebak. Moskow pekan lalu memerintahkan mereka untuk menyerah atau mati setelah jembatan terakhir di atas Sungai Seversky Donets dihancurkan.
Di Rusia, api terlihat membakar sebuah kilang minyak yang jaraknya hanya 8 km dari wilayah Donbass yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia.