Sementara itu, Ukraina telah memberikan jaminan serupa kepada pemasok persenjataan berat Barat lainnya, yang khawatir konflik dapat meningkat lebih jauh, para pejabat di Kiev juga berulang kali mengindikasikan bahwa mereka menganggap Krimea sebagai bagian dari negara mereka daripada Rusia, bersikeras bahwa Ukraina memiliki hak untuk menyerang semenanjung dengan senjata Barat.
Diketahui, Rusia menyerang negara tetangga pada akhir Februari lalu, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(Susi Susanti)