JEPANG – Pembunuhan tragis mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe meninggalkan duka mendalam bagi Jepang dan dunia internasional. Insiden ini juga memicu pertanyaan tentang keamanan di negara yang disebut sebagai salah satu negara teraman karena kontrol senjata api yang sangat ketat.
Bagaimana ini bisa terjadi di Jepang? Sebuah negara yang dikenal aman dan jauh dari kata kekerasan maupun kejahatan. Tinggal di Jepang sudah terbiasa untuk tidak memikirkan kejahatan kekerasan. Identitas korban hanya membuat berita lebih mengejutkan.
Diketahui, Abe meninggal dunia setelah ditembak dua kali dalam sebuah acara kampanye politik pada Jumat (8/7/2022). Dia diketahui sedang memberikan pidato ketika seorang pria bersenjata menyerangnya dari belakang.
Acara tersebut berlangsung di selatan kota Nara. Saat itu, Abe, 67, sedang membuat pidato kampanye di luar stasiun kereta api untuk Kei Sato, anggota incumbent majelis tinggi parlemen.
Baca juga: Jepang Berduka, 100 Warga Lebih Rela Antre Ingin Letakkan Bunga untuk Mendiang Shinzo Abe
Pembunuhan Abe langsung mengguncang Jepang. Kishida menggambarkan pembunuhan itu sebagai "tindakan barbar" yang "tidak termaafkan".
Dia tampak emosional setelah kematian mantan pemimpin dikonfirmasi dan menyatakan dirinya "kehilangan kata-kata".
Tak hanya Jepang yang berduka, para pemimpin dunia internasional juga mengecam penembakan brutal itu. Bahkan beberapa negara mengibarkan bendera setengah tiang sebagai pernyataan duka cita mendalam.