Jika Rajapaksa mundur seperti yang dijanjikan, Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremesinghe akan secara otomatis menjadi penjabat presiden sampai parlemen memilih seorang anggota parlemen untuk menjalani masa jabatan presiden, yang berakhir pada November 2024.
Rajapaksa dituduh salah mengelola ekonomi ke titik di mana negara itu kehabisan devisa untuk membiayai impor yang paling penting, yang menyebabkan kesulitan parah bagi 22 juta penduduk.
Sri Lanka gagal membayar utang luar negeri sebesar USD51 miliar (Rp765 triliun) pada April dan sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk kemungkinan dana talangan (bailout).
Pulau ini hampir kehabisan persediaan bahan bakar yang sudah langka. Pemerintah telah memerintahkan penutupan kantor dan sekolah yang tidak penting untuk mengurangi perjalanan dan menghemat bahan bakar.
(Susi Susanti)