Petugas Imigrasi Tolak Cap Paspor, Presiden Sri Lanka Terjebak di Negaranya Tidak Bisa Melarikan Diri

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 12 Juli 2022 15:34 WIB
Gejolak protes kian memanas di Sri Lanka (Foto: AFP)
Share :

KOLOMBO - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa terjebak di negaranya sendiri pada Selasa (12/7/2022) dalam kebuntuan dengan staf imigrasi bandara sehingga menghalangi niatannya untuk melarikan diri ke luar negeri.

Presiden telah berjanji untuk mengundurkan diri pada Rabu (13/7/2022) dan membuka jalan bagi "transisi kekuasaan yang damai" menyusul protes yang meluas terhadapnya atas krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara itu.

Para pejabat mengatakan pemimpin berusia 73 tahun itu melarikan diri dari kediaman resminya di Kolombo tepat sebelum puluhan ribu pengunjuk rasa menyerbunya pada Sabtu (9/7/2022) dan ingin melakukan perjalanan ke Dubai.

Sebagai Presiden, Rajapaksa menikmati kekebalan dari penangkapan, dan dia diyakini ingin pergi ke luar negeri sebelum mengundurkan diri untuk menghindari kemungkinan ditahan.

Baca juga: Gelombang Protes Kian Memanas, Presiden Sri Lanka Akan Mundur pada 13 Juli

Tetapi petugas imigrasi menolak pergi ke kamar VIP untuk mencap paspornya, sementara dia bersikeras dia tidak akan pergi melalui fasilitas umum karena takut akan pembalasan dari pengguna bandara lainnya.

Baca juga: Gelombang Protes Kian Memanas, KBRI Belum Berencana Evakuasi WNI dari Sri Lanka

Presiden dan istrinya menghabiskan malam di pangkalan militer di sebelah bandara internasional utama setelah melewatkan empat penerbangan yang bisa membawa mereka ke Uni Emirat Arab (UEA).

Adik bungsu Rajapaksa, Basil, yang mengundurkan diri pada April sebagai menteri keuangan, ketinggalan penerbangannya sendiri ke Dubai pada Selasa (12/7/2022) pagi setelah kebuntuan serupa dengan staf bandara.

Basil mencoba menggunakan layanan pramutamu berbayar untuk pelancong bisnis, tetapi staf bandara dan imigrasi mengatakan mereka menarik diri dari layanan jalur cepat dengan segera.

"Ada beberapa penumpang lain yang memprotes Basil yang naik ke pesawat mereka," kata seorang pejabat bandara kepada AFP.

"Itu adalah situasi yang menegangkan, jadi dia buru-buru meninggalkan bandara,” lanjutnya.

Sumber diplomatik mengatakan Basil, seorang warga negara ganda Amerika Serikat (AS), harus mendapatkan paspor baru setelah meninggalkannya di istana presiden ketika Rajapaksa mundur dengan tergesa-gesa untuk menghindari massa pada Sabtu (9/7/2022).

Sumber resmi mengatakan sebuah koper penuh dokumen juga ditinggalkan di rumah megah bersama dengan uang tunai sebesar USD 224.167 (Rp3,4 miliar), yang saat ini berada dalam tahanan pengadilan Kolombo.

Tidak ada kabar resmi dari kantor presiden tentang keberadaannya, tetapi dia tetap menjadi panglima angkatan bersenjata dengan sumber daya militer yang dimilikinya.

Sumber pertahanan mengatakan salah satu opsi yang masih terbuka baginya adalah membawa kapal angkatan laut ke India atau Maladewa.

Jika Rajapaksa mundur seperti yang dijanjikan, Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremesinghe akan secara otomatis menjadi penjabat presiden sampai parlemen memilih seorang anggota parlemen untuk menjalani masa jabatan presiden, yang berakhir pada November 2024.

Rajapaksa dituduh salah mengelola ekonomi ke titik di mana negara itu kehabisan devisa untuk membiayai impor yang paling penting, yang menyebabkan kesulitan parah bagi 22 juta penduduk.

Sri Lanka gagal membayar utang luar negeri sebesar USD51 miliar (Rp765 triliun) pada April dan sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk kemungkinan dana talangan (bailout).

Pulau ini hampir kehabisan persediaan bahan bakar yang sudah langka. Pemerintah telah memerintahkan penutupan kantor dan sekolah yang tidak penting untuk mengurangi perjalanan dan menghemat bahan bakar.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya