Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga telah menawarkan untuk mengundurkan diri. Jika dia melakukannya, itu akan menjadikan pimpinan parlemen Mahinda Yapa Abeywardena sebagai penjabat presiden sampai presiden baru terpilih, sesuai dengan konstitusi.
Sebelumnya, Abeywardena mengatakan bahwa parlemen akan bersidang kembali pada Jumat (15/7/2022) dan akan memilih presiden baru lima hari kemudian.
Keluarga Rajapaksa, termasuk mantan perdana menteri Mahinda Rajapaksa, telah mendominasi politik negara berpenduduk 22 juta itu selama bertahun-tahun. Banyak warga Sri Lanka menyalahkan mereka atas masalah yang menimpa Negara Asia Selatan itu saat ini.
Ekonomi Sri Lanka yang bergantung pada pariwisata sangat terpukul oleh pandemi Covid-19 dan penurunan pengiriman uang dari luar negeri. Sementara larangan impor pupuk kimia yang diberlakukan Gotabaya merusak hasil pertanian, meski larangan itu kemudian dibatalkan.
Rajapaksa menerapkan pemotongan pajak populis pada 2019 yang mempengaruhi keuangan pemerintah sementara menyusutnya cadangan devisa membatasi impor bahan bakar, makanan dan obat-obatan.
Bensin sangat dijatah dan antrean panjang terbentuk di depan toko-toko yang menjual gas untuk memasak. Inflasi utama mencapai 54,6% bulan lalu dan bank sentral telah memperingatkan bahwa itu bisa naik menjadi 70% dalam beberapa bulan mendatang.
Mahinda Rajapaksa, saudara laki-laki presiden, mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Mei setelah protes terhadap keluarga elite Sri Lanka itu berubah menjadi kekerasan. Dia tetap bersembunyi di sebuah pangkalan militer di timur negara itu selama beberapa hari sebelum kembali ke Kolombo.