Kisah Satu Keluarga yang Tak Miliki Sidik Jari hingga Tak Bisa Masuk ke Negara Lain

Nanda Aria, Jurnalis
Jum'at 15 Juli 2022 04:58 WIB
Ilustrasi/ Foto: BBC
Share :

Paman Apu Sarker, Gopesh yang tinggal di Dinajpur, yang berjarak 350 km dari Dhaka, harus menunggu dua tahun demi mendapatkan persetujuan untuk paspornya, kata Apu.

"Saya harus melakukan perjalanan ke Dhaka empat atau lima kali dalam dua tahun terakhir untuk meyakinkan mereka bahwa saya benar-benar memiliki penyakit tersebut," kata Gopesh.

Ketika kantornya mulai menggunakan sistem absensi sidik jari, Gopesh harus meyakinkan atasannya untuk mengizinkannya menggunakan sistem lama - menandatangani lembar absensi setiap hari.

Seorang dokter kulit di Bangladesh telah mendiagnosis kondisi keluarga sebagai palmoplantar keratoderma bawaan, yang menurut Prof Itin berkembang menjadi Adermatoglyphia sekunder, versi penyakit yang juga dapat menyebabkan kulit kering dan berkurangnya keringat di telapak tangan dan kaki, gejala yang dilaporkan oleh keluarga Sarker.

 BACA JUGA:Presiden Jokowi: Manfaatkan Keketuaan G20 untuk Membangun Ketertiban Dunia

Diperlukan lebih banyak pengujian untuk memastikan bahwa keluarga tersebut memiliki beberapa bentuk Adermatoglyphia.

Namun, Profesor Sprecher mengatakan timnya akan "sangat senang" membantu keluarga tersebut dengan pengujian genetik.

Hasil dari tes tersebut mungkin memberikan kepastian bagi keluarga Sarker, tetapi tidak ada kelegaan dari perjuangan sehari-hari menjelajahi dunia tanpa sidik jari.

Apu mendapatkan kartu identitas jenis baru

Baru-baru ini Amal dan Apu mendapatkan jenis baru dari kartu identitas yang dikeluarkan oleh pemerintah Bangladesh setelah mereka menunjukkan sertifikat medis.

Kartu tersebut juga menggunakan data biometrik - pemindaian retina dan wajah.

Namun, mereka masih belum bisa membeli kartu Sim atau mendapatkan SIM, sedangkan proses mendapatkan paspor adalah proses yang lama dan melelahkan.

"Saya letih menjelaskan situasinya lagi dan lagi. Saya bertanya pada banyak orang untuk mendapatkan nasihat, namun tak ada dari mereka yang bisa memberi saya jawaban pasti," kata Apu.

"Seseorang menyarankan saya untuk ke pengadilan. Jika semua opsi gagal, itu yang mungkin akan saya lakukan."

Apu berharap ia bisa mendapatkan paspor, katanya. Ia ingin bepergian keluar Bangladesh. Ia hanya perlu mulai mengajukan aplikasinya.

(Nanda Aria)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya