Derita Warga Sri Lanka yang Harus Tahan Lapar karena Harga Pangan Meroket

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 19 Juli 2022 16:17 WIB
Derita warga Sri Lanka yang harus tahan lapar akibat harga pangan meroket (Foto: AFP)
Share :

"Gota (panggilan Presiden Sri Lanka) sudah pergi, tapi tidak ada calon yang bisa membawa kita keluar dari kondisi yang mengerikan ini," katanya.

"Politisi terpecah. Jadi akan bertambah buruk, apa lagi yang bisa terjadi?",” tanyanya.

Para kritikus mengatakan kesengsaraan keuangan negara itu dipicu oleh pandemi virus corona dan diperparah oleh pemerintah yang salah urus.

Menurut angka resmi, inflasi makanan di Sri Lanka mencapai 80,1 persen pada tahun ini hingga Juni lalu.

Di toko sayur terdekat, penduduk membayar 1.000 rupee (Rp187.000) untuk satu kilo labu, dua kali lipat dari tiga bulan lalu. Pedagang sayur Mohamad Faizal mengatakan beberapa pelanggannya sekarang membeli hanya 100 gram sekali.

"Harganya sudah naik," katanya.

"Alasan utamanya adalah tidak ada cara untuk mengangkut barang-barang itu karena tidak ada bahan bakar,” ujarnya.

Tanpa cadangan devisa untuk impor dan gagal bayar utang luar negerinya sebesar USD51 miliar (Rp763 triliun), Sri Lanka mengalami kekurangan bahan bakar, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya.

Menurut Program Pangan Dunia, hampir lima juta orang - 22 persen dari populasi - membutuhkan bantuan pangan.

Dalam penilaian terbarunya, dikatakan lebih dari lima dari setiap enam keluarga melewatkan makan, makan lebih sedikit atau membeli makanan yang lebih buruk.

Meski tidak kekurangan pasokan makanan, namun daya beli masyaarkat menurun.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya